Kamis, 14 Januari 2010

Risiko Seksi Ala Britney Spears !

Usia Mella baru sweet seventeen. Namun seperti anggota geng gaulnya, dia
gemar tampil seksi dengan kaus pas badan plus celana ketat sebatas pinggul.
Biar lebih pede, kilahnya. Entahlah, apakah dia bakal tetap pede, jika tahu
kebiasaan berketat ria itu bisa merongrong saraf dan kulitnya nan mulus.

Sebenarnya, bukan salah bunda mengandung, jika Mella tergiur berdandan ala
Britney Spears, Jennifer Lopez, Shakira, atau Nafa Urbach. Wanita mana sih
yang enggak kepingin tampil seksi dan dipuja lelaki seperti para bintang
itu? Kalau kerut di kulit bisa dihapus, barangkali nenek-nenek pun banyak
yang ikut. "Gaya hip memang sedang in. Bukan hanya di kalangan anak muda
dan remaja, orang dewasa pun banyak yang suka," bilang Barli Perdana
Asmara, perancang busana dari rumah mode Nuimasa, Jakarta.

Sesuai namanya, hip dalam bahasa Inggris berarti pinggul, hip style
ditandai dengan celana panjang ketat yang tak sepanjang biasanya. Jika
celana panjang normal menempel di pinggang, model hipster nyangkut di
pinggul. Kalau dipadukan dengan kaus pendek ketat, pemakainya jelas
terlihat lebih seksi."Prinsipnya memang untuk membuat tubuh pemakai lebih
ramping dan seksi," imbuh Barli.

Sepintas, gaya ini lebih cocok buat pemilik badan kurus, meski tak jarang
wanita "sedikit gemuk" pun ikut menjajal. Maklum, aku perancang busana
berusia 25 tahun itu, hipster kini identik dengan. busana orang modern.
Kalau enggak bergaya hip, sepertinya ketinggalan zaman.

"Padahal, mode itu cocok-cocokan dan tidak bisa disamaratakan," sambung
Barli. Kalau pas di badan, tentu bikin seksi. Kalau enggak cocok, hmmm,
tebak sendiri.

Waspadai Jepitan Sementara

Nah, sembari memikirkan apakah hip style cocok untuk gaya berbusana Anda,
sebaiknya pertimbangkan juga kabar terakhir dari seberang lautan.

Dr. Malvinder Parmar dari Timmins & District Hospital, Ontario, Kanada,
baru-baru ini menyatakan, celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan
penyakit paresthesia. Istilah paresthesia sendiri, menurut Kamus Kedokteran
Dorland, berarti perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas
seperti terbakar dan sejenisnya.

Dalam tulisannya di Canadian Medical Association Journal, Parmar mengaku,
setahun terakhir ini kedatangan cukup banyak pasien yang bisa dikategorikan
sebagai korban paresthesia. Dia sudah mengobati sedikitnya tiga wanita
berusia 22 - 35 tahun yang mengeluhkan rasa panas dan gatal di sekitar
paha. Gangguan saraf ringan itu terjadi lantaran mereka suka sekali memakai
celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam enam bulan terakhir.

"Mereka mengalami gejala yang sama, gatal dan panas serta kulit di sekitar
paha menjadi lunak," kata Parmar. Walaupun kerusakan saraf itu tidak masuk
kategori serius, hal itu cukup mengganggu aktivitas korbannya. Hasil
penelitian Parmar menunjukkan, kelainan itu menjadi permanen selama celana
ketat sepinggul melilit di tubuh. Itu sebabnya Parmar menyarankan menjauhi
segala macam pakaian ketat selama terapi.

Resep puasa seksi itu terbukti manjur. Setelah enam minggu mengubah gaya
pakaian, pasien-pasien mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Namun, dia
tak bisa menjamin para korban mode ini tak akan mengalami gangguan serupa
jika kembali tergoda ber-hip style. Apa kalau pakajan itu dikenakan dalam
waktu lama, entah karena tuntutan profesi maupun hobi. "Saya sarankan,
sebaiknya tinggalkan pakaian sepinggul. Pakailah yang longgar-longgar atau
baju terusan saja," sambung Parmar.

Pendapat ahli medis bule itu diamini tenaga medis lokal Dr. Andradi
Suryamiharia Sp.S(K), spesialis saraf yang sehari-harinya bertugas di RSUPN
Cipto Mangun Kusumo, Jakarta. Menurut staf pengajar FK-UI itu, sebagai
gangguan saraf, paresthesia gampang dikenali dan dua gejalanya kesemutan
dan lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa.

Kesemutan terjadi lantaran terganggunya saraf tepi, yakni saraf yang berada
di luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi,
maupun gangguan metabolisme.

"Sebetulnya, ini gejala yang biasa kita rasakan sehari-hari. Misalnya, saat
duduk atau menekuk kaki terlalu lama, saraf dan aliran darah pasti
terganggu. Mirip kabel listrik yang tertekan, aliran setrumnya 'kan enggak
lancar," ujar Andradi. Nah, pemakai celana ketat sepinggul yang ingin terus-
menerus tampil seksi, berpeluang mengalami gangguan saraf, karena jepitan
sementara tadi. Memang, saraf tak sampai putus, tapi yakinlah, penderitanya
bakal sangat terganggu.

Ancaman Jamur

Selain paresthesia, penggila berat pakaian ketat juga kudu mempertimbangkan
faktor kesehatan kulit. Pasalnya, gangguan saraf masih bisa sembuh tanpa
meninggalkan bekas, tapi iritasi dan eksim? Weleh-weleh, percuma punya bodi
sintal kalau dalemnya belang-belang.

Versi Dr. Kusmarinah Bramono SpKK, spesialis kulit dan kelamin RSCM, pada
dasamya semua jenis pakaian ketat berpotensi menimbulkan tiga macam
gangguan kulit. Apakah itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul.

Pertama, masalah kelembapan yang memungkinkan jamur subur berkembang biak.
Belakangan ini, pasien korban jamur yang berobat ke Klinik Kulit dan
Kelamin RSCM meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang tahun
2002, sekitar 35% pasien terbukti kena serangan jamur. Usia mereka berkisar
15 - 45 tahun. Meski tak semuanya berhubungan dengan kebiasaan berbusana,
tetapi kecenderungan meningkatnya jamur sebagal sumber penyakit kulit mesti
diwaspadai.

Idealnya, di negara tropis seperti Indonesia, pakaian ketat atau terlalu
tebal memang kudu dihindari. Kulit jadi kurang ruang untuk "bernapas",
sementara cairan yang keluar dari dari tubuh lumayan banyak. Akibatnya,
permukaan kulit menjadi lembap. Kalau tak diimbangi busana yang tepat,
jamur akan lebib mudah beranak pinak. Yang banyak ditemui adalah jamur panu
(bercak putih, cokelat, atau kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol
gatal, serta jamur kandida yang basah dan gatal.

Berbekas hitam

Setelah kelembapan, kontak langsung antara kulit dengan benda asing juga
memungkinkan terjadinya iritasi. Salah satu penyakit kulit yang masuk
golongan ini adalah dermatitis kontak.

Sesuai namanya, gejala gatal dan beruntusan yang menjadi trade mark sang
dermatitis hanya muncul bila terjadi gesekan antara kulit dengan benda dan
luar tubuh.

Benda asing yang berpotensi gesek tinggi tak cuma benda keras, semisal
perhiasan, jam tangan, atau ikat pinggang. Busana sehari-hari, jika terlalu
ketat menempel di tubuh, atau terbuat dan bahan berkontur kasar; juga dapat
memicu luka.

"Gampangnya, lihat saja pasien yang harus lama berbaring di tempat tidur.
Kalau perawatnya kurang telaten, bagian belakang tubuh si pasien yang harus
lama berbaring di tempat tidur. Kalau perawatnya kurang telaten bagian
belakang tubub si pasien biasanya agak memerah dan lecet," bilang Andradi.

"Sedangkan celana ketat terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-
sela paha. Awalnya mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya
berlangsung lama, bisa menimbulkan bercak hitam di pangkal paha," kata
Kusmarinah Bramono. Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari
busana ketat, warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang sama
sekali. Namun, Kusmarinah mengingatkan, proses menghilangkan noda hitam itu
tak bisa dilakukan secepat membalik telapak tangan.

"Tidak bisa dipercepat, memakai krem pemutih sekali pun," cetusnya.
Soalnya, produk pemutih yang kini banyak beredar di pasar lebib berfungsi
sebagai pencegah terbentuk nya pigmen atau zat pewarna kulit yang baru.
Jadi, sama sekali bukan penghilang noda. Bila pigmen masih berada di
lapisan tanduk atau lapisan kulit paling luar, noda hitam dapat lebih cepat
hilang. Lain halnya kalau sudah menembus lapisan kulit lebih dalam, raibnya
bisa dalam hitungan tahun.

Jenis penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat
adalah biduran atau kaligata. Bentuknya bentol-bentol minip bekas gigitan
ulat bulu. Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga
bibir bengkak. Penyakit itu bisa muncul di bagian tubuh mana pun.
Berdasarkan pengamatan Kusmarinah, banyak pasien tidak menyadari, biduran
dapat juga disebabkan oleh tekanan serta ketatnya pakaian.

Untuk mengusir iritasi dan biduran, sebagian orang menyiasatinya dengan
memakai bedak. "Tapi fungsi bedak 'kan cuma mengeringkan. Jika tennyata
bedak tadi tak cukup bagus untuk menyerap keringat, kulit menjadi lebih
lembap. Akhirnya, malah dihampiri jamur," jelas Kusmarinah lagi.

Setelah ketat terus longgar

Jadi, bagaimana cara aman agar bisa tetap tampil seksi tanpa kehilangan
bodi halus nan mulus? Paling aman, ikuti saja saran Parmer dan Andradi,
yakni say goodbye pada pakaian ketat. Baik yang sepinggul, di atas pinggul,
apalagi di bawah pinggul.

Kalaupun terpaksa berketat ria, "Jangan terlalu sering dan terlalu lama
memakainya, saran Andradi. Menurut perhitungan medis pria setengah baya
itu, mengenakan celana ketat, apalagi sebatas pinggul mestinya paling lama
dua jam. Setelah itu, segera ganti dengan celana longgar atau baju terusan,
agar peredaran darah lancar dan pori-pori kulit dapat leluasa bernapas

Saran untuk tidak berlama-lama dalam berbusana seksi ini didukung penuh
oleh Barli Perdana Asmara. Pria modis itu mengaku, pernah merasakan gejala
awal paresthesia. "Saat itu saya menghadiri sebuah acara dengan celana
ketat dari kulit. Walau hanya dipakai beberapa jam, paha saya sempat terasa
panas. Ini mirip gejala yang dibilang para dokter. Barangkali karena
gesekan dan kelembapan yang tinggi," kisahnya lagi.

Bukan cuma tingkat keketatan yang harus diperhatikan, bahan yang dipilih
pun ikut menentukan tingkat kelembapan. Bahan jin dan kulit, jika
diaplikasi mengikuti mode celana sepinggul dan dipakai dalam jangka waktu
panjang, jelas gampang mengundang paresthesia. Sebagai gantinya, Barli
merekomendasikan celana dari bahan katun, poliester, atau bludru elastis.
Tiga jenis kain yang disebut terakhir itu lumayan mengikuti bentuk tubuh,
hingga dapat meminimalkan gesekan. Sebagai perancang busana, Barli memang
tak mungkin menyarankan kaum muda atau remaja yang tergila-gila dengan
dandanan hip style mengubah total gaya hidupnya. Apalagi untuk
membumihanguskan gaya yang tengah mendominasi dunia mode itu; rasanya hal
yang mustahil. "Tapi kalau memang hip style berpotensi mengganggu
kesehatan, sebaiknya celana sepinggul memang tidak dipakai sembarangam.
Tampil modis 'kan enggak harus mengorbankan kesehatan," terang Barli.

Jalan tengah, dia menyarankan penyuka hipster agar pilih-pilih tempat dan
waktu saat memamerkan busana yang dipopulerkan para selebriti ini. "Lagi
pula, tidak semua aktivitas layak dihadiri dengan memakai celana sebatas
pinggul," tambah Barli.

Pada acara dan tempat tertentu, gaya berpakaian yang kerap menampilkan
pusar pemakainya ini bisa saja dianggap melecehkan nilai kesopanan. Kalau
kebetulan punya calon mertua kolot, calon suami/istri bisa-bisa melayang.

Artinya, tampil seksi memang hak asasi. Namun, kalau ujung-ujungnya mesti
ke dokter saraf atau dokter kulit, bahkan kehilangan "gandengan", jadinya
gawat juga 'kan.

Dari Abu Hurairoh ra. Katanya : Kudengar Rasulullah saw berkata : sesuatu
yang aku larang memperbuatnya maka jauhilah dan sesuatu yang aku suruh
memperbuatnya maka kerjakanlah sekedar kuasamu. Hanya saja yang
membinasakan ummat sebelum kamu karena banyak pertanyaan mereka dan tidak
mengikuti perintah Nabi-nabi mereka. (HR. Muslim No. 1309)

Rasulullah saw bersabda : "Akan ditimpakan kehinaan dan kerendahan bagi
orang-orang yang menyalahi perintahku". (HR Ahmad dengan sanad hasan)

Sumber : Mailing List Majalah Permata
dipublikasikan oleh:
Redaksi [15/12/03 - 11:00:24]


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

post your comment now....