Jumat, 27 November 2009

Memahami Emosi Anak Tunggal

Selama masa kanak-kanak emosi anak sangat kuat. Anak lebih mudah masuk dalam ledakan-ledakan emosional, karena berada dalam periode ketidakseimbangan. Terlihat sekali pada anak usia 2,5 sampai 3,5 tahun dan 5,5 sampai 6,5 tahun. Emosi yang tinggi lebih banyak disebabkan faktorpsikologis daripada fisiologis. Apalagi pada anak yang mendapatkan tekanan lebih dari orang tuanya agar terus berprestasi, anak mengalami ketegangan emosional. Berbeda sekali dengan anak dari orang tua yang realistis. 
Karakteristik anak tunggal secara umum ada keterikatan dengan orang tua atau pengasuhnya. Anak tunggal mendapat kesempatan luas untuk berinteraksi dengan orang tuanya. Kelebihan dan kekurangan memiliki anak tunggal, yakni:
- hubungan orang tua dan anak semakin dekat.
- Orang tua cenderung overprotektif.
- Pola asuh cenderung permisif, namun bisa juga demokratis.
- Orang tua cenderung berharap prestasi tinggi pada anaknya.
- Anak memiliki kebebasan lebih untuk menentukan peran dirinya.
Untuk para orang tua disarankan untuk:
- memberi kesempatan pada anak untuk bergaul dengan kawan-kawannya, agar bisa belajar berbagi, bersaing dan bernegosiasi.
- Anak didorong untuk menjadi diri sendiri, sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing. Bukan berdasarkan kehendak orang tua.
- Bantulah anak tunggal yang mengalami kesulitan bergaul di sekolah.
Jika anak merasa aman, nyaman dan dilingkupi kasih sayang, pasti anak tumbuh dengan baik dan percaya diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

post your comment now....