Minggu, 24 Januari 2010

Sajak Pesan Pencopet Kepada Pacarnya



Sitti,
kini aku makin ngerti keadaanmu
Tak ‘kan lagi aku membujukmu
untuk nikah padaku
dan lari dari lelaki yang miaramu

Nasibmu sudah lumayan
Dari babu dari selir kepala jawatan
Apalagi?
Nikah padaku merusak keberuntungan
Masa depanku terang repot
Sebagai copet nasibku untung-untungan
Ini bukan ngesah
Tapi aku memang bukan bapak yang baik
untuk bayi yang lagi kau kandung

Cintamu padaku tak pernah kusangsikan
Tapi cinta cuma nomor dua
Nomor satu carilah keslametan
Hati kita mesti ikhlas
berjuang untuk masa depan anakmu
Janganlah tangguh-tangguh menipu lelakimu
Kuraslah hartanya
Supaya hidupmu nanti sentosa
Sebagai kepala jawatan lelakimu normal
suka disogok dan suka korupsi
Bila ia ganti kau tipu
itu sudah jamaknya
Maling menipu maling itu biasa
Lagi pula
di masyarakat maling kehormatan cuma gincu
Yang utama kelicinan
Nomor dua keberanian
Nomor tiga keuletan
Nomor empat ketegasan, biarpun dalam berdusta
Inilah ilmu hidup masyarakat maling
Jadi janganlah ragu-ragu
Rakyat kecil tak bisa ngalah melulu

Usahakan selalu menanjak kedudukanmu
Usahakan kenal satu menteri
dan usahakan jadi selirnya
Sambil jadi selir menteri
tetaplah jadi selir lelaki yang lama
Kalau ia menolak kau rangkap
sebagaimana ia telah merangkapmu dengan isterinya
itu berarti ia tak tahu diri
Lalu depak saja dia
Jangan kecil hati lantaran kurang pendidikan
asal kau bernafsu dan susumu tetap baik bentuknya
Ini selalu menarik seorang menteri
Ngomongmu ngawur tak jadi apa
asal bersemangat, tegas, dan penuh keyakinan
Kerna begitulah cermin seorang menteri

Akhirnya aku berharap untuk anakmu nanti
Siang malam jagalah ia
Kemungkinan besar dia lelaki
Ajarlah berkelahi
dan jangan boleh ragu-ragu memukul dari belakang
Jangan boleh menilai orang dari wataknya
Sebab hanya ada dua nilai: kawan atau lawan
Kawan bisa baik sementara
Sedang lawan selamanya jahat nilainya
Ia harus diganyang sampai sirna
Inilah hakikat ilmu selamat
Ajarlah anakmu mencapai kedudukan tinggi
Jangan boleh ia nanti jadi propesor atau guru
itu celaka, uangnya tak ada
Kalau bisa ia nanti jadi polisi atau tentara
supaya tak usah beli beras
kerna dapat dari negara
Dan dengan pakaian seragam
dinas atau tak dinas
haknya selalu utama
Bila ia nanti fasih merayu seperti kamu
dan wataknya licik seperti saya–nah!
Ini kombinasi sempurna
Artinya ia berbakat masuk politik
Siapa tahu ia bakal jadi anggota parlemen
Atau bahkan jadi menteri
Paling tidak hidupnya bakal sukses di Jakarta

WS Rendra
Dari buku Sajak-Sajak Sepatu Tua, Pustaka Jaya, Jakarta, 1972.

Nasihat Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Ketahuilah, umur dunia hanya sedikit. Kemuliaan didalamnya adalah kehinaan. Pemudanya akan menjadi renta, dan yang hidup didalamnya akan mati. Celakalah yang tertipu olehnya.

Janganlah kau tertipu oleh dunia. Orang yang tertipu adalah yang tertipu oleh dunia. Dimanakah penduduk yang membangun suatu kota, membelah sungai-sungainya dan menghiasinya dengan pepohonan, lalu tinggal di dalamnya dalam jangka waktu sangat pendek. Mereka tertipu, menggunakan kesehatan yang dimiliki untuk berbuat maksiat.

Demi Allah, di dunia mereka dicengkeram oleh hartanya, tak boleh begini dan begitu, dan banyak orang yang dengki kepadanya. Apa yang diperbuat oleh tanah dan kerikil kuburan terhadap tubuhnya? Apa pula yang diperbuat binatang-binatang tanah terhadap tulang dan anggota tubuhnya?

Dulu, di dunia mereka berada di tengah-tengah keluarga yang mengelilinginya. Diatas kasur yang empuk dan pembantu yang setia. Keluarga yang memuliakan dan kekasih yang menyertainya. Tetapi ketika semuanya berlalu dan maut datang memanggil, lihatlah betapa dekat kuburan dengan tempat tinggalnya. Tanyakan kepada orang kaya, apa yang tersisa dari kekayaannya? Tanyakan pula kepada orang fakir, apa yang tersisa dari kefakirannya?

Tanyalah mereka tentang lisan, yang sebelumnya mereka gunakan berbicara. Juga tentang mata yang mereka gunakan melihat hal-hal yang menyenangkan. Tanyakan tentang kulit yang lembut dan wajah yang menawan serta tubuh yang indah, apa yang dilakukan cacing tanah terhadap itu semua? Warnanya pudar, dagingnya dikunyah-kunyah, wajahnya terlumuri tanah. Hilanglah keindahannya. Tulang meremuk, badan membusuk dan dagingnya pun tercabik-cabik.

Dimanakah para punggawa dan budak-budak? Dimana kawan, dimana simpanan harta benda? Demi Allah, mereka tidak membekali si mayit dengan kasur, bahkan tongkat untuk bertopang sekalipun. Dahulu dirumah mereka merasakan kenikmatan. Kini ia tenggelam dibawah benaman tanah. Bukankah kini mereka tinggal ditempat yang lusuh dan menjijikan? Bukankah sama saja bagi mereka; siang dan malam? Bukankah sekarang mereka tenggelam dalam pekatnya kegelapan? Tak ada lagi kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang tercinta.

Berapa banyak orang yang dulunya mulia, kini wajahnya hancur. anggota badannya tercerai berai. Mulut mereka belepotan dengan darah dan nanah. Binatang-binatang tanah mengerubuti jasad mereka, sehingga satu per satu anggota tubuh terlepas. Hingga akhirnya tak tersisa, kecuali hanya sebagian kecil saja. Mereka telah meninggalkan istananya. Berpindah dari tempat lapang ke lubang yang sempit. Sesudah itu, istri-istri mereka dinikahi orang lain. Anak-anaknya pun berkeliaran dijalan. Harta bendanya dibagi-bagi oleh ahli warisnya.

Diantara mereka, ada pula yang dilapangkan kuburnya. Diberi kenikmatan dan bersenang-senang dengannya didalam kubur. Tetapi ada pula yang di adzab dalam sempitnya lubang kubur. Menyesali apa yang telah mereka kerjakan.

from : akta tya

Minggu, 17 Januari 2010

Emosi


Sudah lama diketahui bahwa emosi merupakan salah satu aspek berpengaruh besar terhadap sikap manusia. Bersama dengan dua aspek lainnya, yakni kognitif (daya pikir) dan konatif (psikomotorik), emosi atau yang sering disebut aspek afektif, merupakan penentu sikap, salah satu predisposisi perilaku manusia. Namun tidak banyak yang mempermasalahkan aspek emosi hingga muncul Daniel Goleman (1997) yang mengangkatnya menjadi topik utama di bukunya. Kecerdasan emosi memang bukanlah konsep baru dalam dunia psikologi. Lama sebelum Goleman (1997) di tahun 1920, E.L. Thorndike sudah mengungkap social intelligence, yaitu kemampuan mengelola hubungan antar pribadi baik pada pria maupun wanita. Thorndike percaya bahwa kecerdasan sosial merupakan syarat penting bagi keberhasilan seseorang di berbagai aspek kehidupannya.
Salah satu pengendali kematangan emosi adalah pengetahuan yang mendalam mengenai emosi itu sendiri. Banyak orang tidak tahu menahu mengenai emosi atau besikap negatif terhadap emosi karena kurangnya pengetahuan akan aspek ini. Seorang anak yang terbiasa dididik orang tuanya untuk tidak boleh menangis, tidak boleh terlalu memakai perasaan akhirnya akan membangun kerangka berpikir bahwa perasaan, memang sesuatu yang negatif dan oleh karena itu harus dihindari. Akibatnya anak akan menjadi sangat rasional, sulit untuk memahami perasaan yang dialami orang lain serta menuntut orang lain agar tidak menggunakan emosi. Salah satu definisi akurat tentang pengertian emosi diungkap Prezz (1999) seorang EQ organizational consultant dan pengajar senior di Potchefstroom University, Afrika Selatan, secara tegas mengatakan emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik.
Emosilah yang seringkali menghambat orang tidak melakukan perubahan. Ada perasaan takut dengan yang akan terjadi, ada rasa cemas, ada rasa khwatir, ada pula rasa marah karena adanya perubahan. Hal tersebut itulah yang seringkali menjelaskan mengapa orang tidak mengubah polanya untuk berani mengikuti jalur-jalur menapaki jenjang kesuksesan. Hal ini sekaligus pula menjelaskan pula mengapa banyak orang yang sukses yang akhirnya terlalu puas dengan kondisinya, selanjutnya takut melangkah. Akhirnya menjadi orang yang gagal.
Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Oleh karena emosi merupakan reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata maka sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi buruk. Berbagai buku psikologi yang membahas masalah emosi seperti yang dibahas Atkinson (1983) membedakan emosi hanya 2 jenis yakni emosi menyenangkan dan emosi tidak menyenangkan. Dengan demikian emosi di kantor dapat dikatakan baik atau buruk hanya tergantung pada akibat yang ditimbulkan baik terhadap individu maupun orang lain yang berhubungan (Martin, 2003).
Tantangan menonjol bagi pekerja saat ini terutama adalah bertambahnya jam kerja serta keharusan untuk mengelola hal-hal berpotensi stress dan berfungsi efektif di tengah kompleksitas bisnis. Selain itu pekerja dituntut mampu menempatkan kedupan kerja dan keluarga selalu dalam posisi seimbang. Bahkan hanya soal kemampuan logika, saat ini tantangan pekerjaan juga terletak pada kemampuan berelasi dan berempati. Dalam berkata, bertindak dan mengambil keputusan, seseorang membutuhkan kecerdasan emosi yang tinggi, sehingga mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
Emosi menjadi penting karena ekspresi emosi yang tepat terbukti bisa melenyapkan stress pekerjaan. Semakin tepat mengkomunikasikan perasaan, semakin nyaman perasaan tersebut. Ketrampilan manajemen emosi memungkinkan individu menjadi akrab dan mampu bersahabat, berkomunikasi dengan tulus dan terbuka dengan orang lain. Berbagai riset tentang emosi umumnya berkesimpulan sederhana bahwa ‘adalah penting untuk membawa emosi yang menyenangkan ke tempat kerja’. Emosi yang tadinya sering ditinggal di rumah saat berangkat kerja saat ini justru semakin perlu dilibatkan di setiap setting bisnis. Naisbitt (1997) pun dalam bukunya “High Tech, High Touch : Technology and Our Search for Meaning” mendukung pendapat ini. Dikatakannya pada situasi teknologi mewabah, justru haus akan sentuhan kemanusiaan. Perkembangan tehnologi yang luar biasa yang kini terjadi dirasakan tidak diiringi dengan perubahan sosial yang memadai. Naisbitt (1997) menyebut era saat ini sebagai ‘zona keracunan tehnologi’. Di satu sisi sangat memuja tehnologi, di sisi lain melihat ada bagian yang hilang dari tehnologi, yaitu sentuhan kemanusiaan yang kita idamkan (Martin, 2003).
Dari uraian tersebut diatas emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi.
rujukan buku :
Atkinson, R. L. dkk. 1987. Pengantar Psikologi I. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Martin, Anthony Dio, 2003. Emotional Quality Manajement Refleksi, Revisi Dan Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosi. Jakarta: Arga.

Kamis, 14 Januari 2010

Sinetron Indonesia; Idiot dan Banci

Seorang ibu di Jakarta menulis surat pembaca tentang anak balitanya. Beliau menuturkan, tiba-tiba anaknya gagap dan tidak lagi berbicara normal seperti biasa, ibu tersebut amat terkejut. Setelah diselidiki ternyata si anak mengikuti cara bicara Yoyo dalam sinetron “Si Yoyo” yang ditontonnya lewat layar kaca. (Kompas, 20/06/04)

Hmm…rupanya “Si Yoyo” udah mulai makan korban neh. Kok bisa ya? Gimana nggak, kini hampir tiap hari kita disuguhin sinetron kaumnya Yoyo. Ada si Cecep, Lono dalam “Si Kembar”, atau Titi Kamal dalam “Chanda”. Semuanya berkisah tentang orang yang mengalami keterbelakangan mental. Terutama si Cecep dan Yoyo. Yang lainnya, agak-agak idiot. Perilaku mereka pasti jadi tontonan menarik buat anak-anak. Apalagi masa kanak-kanak dike-nal sebagai masa copy-paste alias plagiator ulung. Boleh jadi entar ada anak yang minta gaya rambut antena biar mirip Cecep. Walah!

Kita pasti nggak asing ama “Si Cecep”. Tokoh idiot ini pertama kali sukses diperankan Anjasmara dalam sinetron komedi “Wah... Cantiknya!”. Sosoknya yang jujur, lugu, polos, malah terkesan lolot (dibaca dari kanan ke kiri) bin lemot menjadi bahan tertawaan yang renyah serenyah kentang goreng piatos.

Berikutnya hadir “Si Yoyo” yang diperan-kan Teuku Ryan. Pemuda yang menderita men-talish retardict (keterbelakangan mental) dan sangat dekat dengan dunia anak-anak. Meski idiot, ternyata Yoyo yang sering dimarahin ba-paknya, lebih bijak jalanin hidup dibandingin Cecep yang selalu cengengesan binti ketawa-ketiwi. Tapi tetep bikin enek.

Nggak cukup dengan orang idiot, kaum banci juga makin banyak diangkat ke layar kaca. Sosoknya menjadi menu wajib dalam setiap sinetron. Biar penonton pada ngakak ngeliat kedipan nakal matanya, aksi tangannya yang kriting, atau gaya bicaranya yang cuentil abiz . Figur mereka diwakili oleh ‘Somad' dalam “Cintaku Di Rumah Susun” atau yang terbaru, dalam “Gara-gara Inul” berwujud Sutan Ayu Khairudin alias Sutan Bences yang diperankan Derry Drajat. Parahnya, sosok ini juga hadir di dunia lelembut. Seperti dalam “Tuyul Milenium” dan “Si Manis Jembatan Ancol”. (idih…. Jijay deh eike ngeliatnya!)

Untuk urusan untung-rugi, mata pengelola televisi emang jeli. Nggak nyesel mereka menayangkan produk lokal sejenis Forest Gump . Buktinya, Anjas bin Cecep sam-pai dua kali menggondol predikat “‘Aktor Ter-baik” di ajang Panasonic Award dan juga SCTV Award . Padahal kita tahu sendiri, peran orang idiot atau banci dalam sinetron banyak dikeluh-kan masyarakat seperti penuturan seorang ibu di atas. Tapi kenapa ya para pengelola tv tetep melestarikan peran itu?...(pura-pura mikir ngikutin gaya patung The thinker karya Auguste Rodin). Huhuy!

Apapun demi rating

Sobat muda muslim, kalo lagi ngomongin tayangan televisi, sistem rating nggak boleh ketinggalan. Soalnya, doi udah kadung sohiban banget ama pengelola tv dan rumah pro-duksi. Makanya kalo nggak ikut di-bahas, doi bisa ngambek dan keluyuran ke mana-mana. Akibatnya, para pengelola tv dan rumah produksi dibikin pusing buat ngejar-ngejar rating. Nah lho? Emang siapa sih rating itu? Belagu banget. Apa doi semacam cabang pohon? Itu mah ranting atuh Non! Hihihi (garing ye?)

Seorang pengamat komunikasi, Bang Garin Nugroho menjelaskan, rating adalah suatu sistem yang mengukur daya kepopuleran program televisi dalam perspektif segmen pasar dan demografi serta analisisnya terhadap waktu dan ruang tayang televisi guna memahami daya jangkau suatu produk sponsor kepada khalayak. ( Kompas , 09/06/04).

Moga-moga otak kamu nggak blue screen alias error ya baca penjelasan Bang Garin di atas. Singkatnya, sistem rating adalah ukuran untuk menilai popularitas suatu acara televisi di mata pemirsa. Baik itu sinetron, infotaint-ment, kuis, berita, dll. Kenaikan atau penurunan rating acara itu yang selalu dipelototin tanpa kedip oleh pengelola tv, rumah produksi, dan pemasang iklan. Tingginya rating suatu acara, bakal mengundang banyak sponsor iklan. Pemasukan dari iklan ini yang jadi ladang uang bagi para pengelola tv. Sehingga mereka bisa bernyanyi… kelingking…jari manis…jari tengah…telunjuk… (lagu kebangsaanya para teller bank hehehe)

Buntutnya, pengelola televisi menuntut rumah produksi untuk bikin acara tv yang layak tayang. Syaratnya cuma satu: banyak diminati dan memiliki rating tinggi (idih, nggak nyelipin unsur pendidikan sama sekali). Multivision Plus dan konco-konconya pun berlomba-lomba melakukan investigasi di lapangan. Nyari penampakan yang unik sekaligus menggelitik di lingkungan pemirsa tv. Dengan dalih merespon keinginan pemirsa, mereka pun menyulap kaum banci dan orang idiot menjadi bintang. Dan temen-temennya Cecep, Yoyo, atau Somad dan Sutan Bences pun jadi korban yang kian populer sebagai bahan tertawaan. Duh kaciaaan….

Sobat muda muslim, rupanya gara-gara ngejar rating para pelaku tv suka sekenanya bikin acara. Persis seperti yang dikhawatirkan Bang Garin. Nggak peduli lagi ama kualitas acara yang disiarkan. Biar miskin unsur pendidikan, yang penting… rating man… ratiiing! Ciloko!

Bahaya di balik acara televisi

Saat ini kotak ajaib bernama televisi sudah kita anggap sebagai anggota keluarga. Hampir setiap tetangga kita punya televisi. John Budd, Kepala Seksi Advokasi & Mobilisasi Sosial Unicef, mengatakan, televisi telah menjangkau sekitar 90 % rumah tangga di Asia, termasuk Indo-nesia ( Kompas , 20/06/04). Biar kata rumahnya tipe RS7 alias Rumah sangat sederhana, sempit, sesak, sunyi, senyap, sekali (ini rumah apa kuburan?), selalu ada tempat buat kotak ajaib ini.

Nggak rugi emang punya tv yang petama kali ditemukan oleh Viadimir Kozma Zworykin asal Rusia pada tahun 1923 ini (emang siapa sih yang ngilangin?). Dari alat elektronik ini kita bisa dapetin hiburan, informasi, wawasan, sampe keuntungan materi lewat telekuis. Nggak heran dong kalo Emaknya Oneng suka sewot kalo tv-nya raib dari atas raknya. Sayangnya, ‘anggota keluarga' ini bisa jadi musuh dalam selimut lho. Persis kayak hewan tumbila alias bangsat. Ah yang bener?!

Tenang…tenang…nggak usah pake nyolot gitu. Sebenarnya bukan tv-nya yang jadi musuh, tapi acara-acaranya yang makin amburadul. Dari berita kriminal yang belepotan darah, informasi seputar seks yang diumbar, hingga penampakan makhluk gaib, semua deh ada di situ. Termasuk sinetron komedi tentang orang idiot dan banci. Ini bahaya banget buat perkembangan jiwa anak. Apalagi berdasarkan penelitian YKAI (Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia) seperti dikemukakan B Guntarto, sekarang ini umummya anak sudah mengha-biskan waktunya di depan televisi selama 35 jam seminggu atau sekitar lima jam sehari (idem). Idealnya, anak menonton televisi tak lebih dari dua jam per hari.Walah!

Welldone sobat, masih ada lagi yang kudu kita cermati dari televisi. Yaitu pengkondisian untuk membenarkan sesuatu yang salah atau nggak wajar. Dalam ilmu komunikasi, kesalahan bisa menjadi maklum jika diopinikan terus-menerus sebagai sesuatu yang benar dan wajar. Dan televisilah ujung tombak untuk pengopinian itu. Seperti kasus tokoh idiot atau bences dalam sinetron.

Masyarakat jadi terbiasa dengan kehadiran orang yang mengalami keterbela-kangan mental. Terbiasa dalam arti memo-sisikan orang idiot itu sebagai bahan terta-waan, olokan, dan tontonan hiburan. Karena bentuk penerimaan seperti itulah yang sampe kepada mereka melalui sinetron si Cecep atau si Yoyo. Waduh!

Sementara untuk kaum bences alias banci, masyarakat pun mulai mentoleransi keberadaan mereka. Ini yang bikin kita sedih, resah, gundah, dan gelisah. Kok bisa-bisanya orang dibiarin dalam ‘ketidakwajarannya'. Soalnya, dari sejak jamannya Nabi Adam dan Siti Hawa, Allah menciptakan manusia cuma dua jenis aja. Nggak lebih. Lelaki-perempuan, pria-wanita, pemu-da-pemudi, atau remaja-remaji. Itu berarti nggak ada status ketiga dengan sebutan banci, bences, bencong, waria, atau wadam. Kalo pun ada, itu udah melenceng dari kodratnya. Dosa! (lengkapnya soal Waria, lihat Studia edisi 093/15 April 2002. Klik deh www.dudung.net)

Dari Ibnu Abbas r.a. ber-kata: Rasulullah saw. melaknat orang laki-laki yang berlagak perempuan, dan orang perem-puan yang berlagak meniru laki-laki. ( HR Bukhari )

Nah sobat, keadaan yang salah jadi bener dan yang nggak wajar kudu dimak-lumi, udah lazim dalam masyarakat kapitalis. Kenapa? Karena opini itu dibuat oleh para kapitalis biar bisa jadi tambang fulus melalui media massa. Sembari menyebarkan paham untuk proses pengalihan perasaan dan pemikiran dari yang islami menjadi tidak islami. Bahaya banget kan? Ati-ati deh!

Solusi praktis dan sistematis

Sobat muda muslim, protes terhadap ta-yangan televisi yang cuma ngejar rating udah sering dilontarkan. Tapi kagak ngaruh. Kayak kasus sinetron ‘Bunglon' yang diprotes banyak pihak tapi tetep ditayangin. Pengelola tv seolah cuek aja dengan kritikan dari penonton. Kalo rating acaranya tinggi, the show must go on . Ibarat pepatah, anjing mengonggong, Pak Bolot tetep berlalu. Gubrak!

Udah waktunya kita cari jalan keluar dari kemelut ini. Menurut analisis Detektif Conan dan Kindaichi (cieee.. lagaknya tuh!), yang terli-bat dalam masalah acara tv ini nggak cuma pengelola tv, rumah produksi, atau rating yang tinggi. Tapi juga melibatkan pemerintah sebagai instansi negara tertinggi. Makanya ada dua jalan keluar yang bisa kita tempuh.

Pertama , secara praktis kita kudu meminta pemerintah untuk memproduksi atau memilih tayangan cerdas berkualitas. Penuh unsur pendidikan tanpa harus kehilangan sentuhan hiburan. Film dokumenter Harun Yahya atau sinetron Keluarga Cemara bisa menjadi salah satu contoh. Catet, Bro!

Syukur-syukur kalo diputar tayangan cerdas yang islami yang menumbuh-kan semangat berjuang meng-ingat mayoritas penduduk negeri ini muslim. Seperti film ar-Risalah ( The Message ) garapan Mustafa Akkad yang mengisahkan perja-lanan hidup Nabi Muhammad saw.; Children of Heaven yang bercerita ten-tang adik-kakak yang pake sepatu gantian biar bisa sekolah; atau pengajaran tata cara berwudhu, shalat, dan doa sehari-hari.

Ditambah kisah-kisah perjuangan para pahlawan Islam yang kini makin banyak dibuat dalam bentuk VCD seperti Khulafa ar-Rasyidin atau The Lion of Desert . Malah ada yang kartun juga lho seperti Hancurnya Pasukan Gajah , Nabi Ibrahim dan Namrudz , atau Petualangan Si Salman . Bagusnya lagi kalo disiarin pada jam-jam pas anak-anak betah di depan TV. Kalo be-gini kan asyik. Generasi muda muslim jadi nggak asing ama agamanya sendiri. Yo'i gak pren?

Yang kedua , dan ini yang terpenting yang akan mengokohkan solusi pertama. Negara kudu berani menolak kapitalisme, mengubur sekulerisme, dan menerapkan aturan Islam. Dengan aturan Islam negara akan melarang beredarnya tayangan berbau syirik, mengum-bar seks, eksploitasi idiot dan banci, atau gambaran gaya hidup sekuler orang-orang Barat. Tayangan cerdas berkualitas seperti yang diharapkan, akan menemani hari-hari kita di ruang keluarga. Hmm… indahnya. Karena itu nggak bosen-bosennya kita ngajak semuanya untuk aktif dalam dakwah. Terapkan syariah, tegakkan khilafah. Biar kita semua dapet ber-kah. Yuk ah, jangan tunggu hari esok! [hafidz]


28 Juli 2004 - 17:43
Edisi 206/Tahun ke-5 (2 Agustus 2004)

Wanita Tomboy

Di Zaman kita sekarang telah muncul sekelompok wanita yang menyimpang dari fitrah Allah, padahal Allah telah menciptakan manusia di atas fitrah itu. Mereka menunjukkan sifat yang tidak sesuai dengan tabiat kewanitaan mereka, padahal Allah telah menjadikan tabiat tersebut untuk membedakan dengan tabiat laki-laki. Mereka menyangka bahwa mereka bisa berubah menjadi laki-laki.


Akibatnya sekelompok wanita tersebut banyak menemui kesulitan dan kesempitan, mereka mengalami problem fisik dan psikis, menjadi wanita-wanita yang tersisihkan yang dibenci sekaligus menjadi pelampiasan kemarahan suami dan anak-anak mereka.

Disamping itu ada ancaman yang amat keras lagi bagi para wanita yang meyimpang dari fitrah dan kodrat kewanitaan mereka serta menyerupai laki-laki dalam hal berpakaian, penampilan, akhlak dan tindakan. Dalam sebuah hadits shahih dari ibnu Abbas Radhiallaahu anhu dia berkata: "Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang berpenampilan seperti laki-laki (HR. Al-Bukhari). Laknat artinya terusir dan dijauhkan dari rahmat Allah Hadits lain yang juga diterima dan Ibnu Abbas ra dia berkata: "Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam telah melaknat kaum laki-laki yang berpenampilan seperti wanita dan wanita yang berpenampilan laki-laki," (HR. Al-Bukhari) wanita yang berpe-nampilan seperti laki-laki artinya yang meniru-niru laki-laki dalam berpakaian dan penampilan. Adapun meniru dalam hal ilmu dan pemikiran maka hal itu terpuji.

Dari Salim Bin Abdullah dari bapaknya, dia berkata: "Telah bersabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam : "Ada tiga golongan manusia yang tidak akan dipandang oleh Allah Azza Wajalla pada hari kiamat: Orang yang durhaka kepada orang tua, wanita yang menyerupai laki-laki, dan Dayuts (Orang yang tidak punya rasa cemburu.)" (HR. An-Nasai).

Beberapa Bentuk Penyerupaan Wanita Terhadap Laki-laki
Banyak sekali bentuk penyerupaan wanita terhadap laki-laki. Masalah ini tidaklah terbatas hanya dalam hal pakaian saja tetapi mencakup lebih dari itu, diantara bentuk (penyerupaan) terhadap laki-laki yang sering dilakukan oleh para wanita adalah:
1. Menyerupai laki-laki dalam hal berpakaian berupa memakai pakaian yang persis menyerupai pakaian laki-laki dan memakai celana panjang yang pada asalnya merupakan pakaian laki-laki dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki pernah ditanyakan kepada Aisyah Radhiallaahu anha bahwa ada seorang wanita yang memakai sandal (model laki-laki-pent), maka berkatalah Aisyah: "Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam melaknat wanita yang meniru-niru laki-laki." (HR. Abu Dawud).
2. Tidak berpegang teguh terhadap Hijab (pakaian wanita muslimah) yang disyariatkan. Imam Adz-Dzahabi berkata: "Diantara perbuatan yang menyebabkan terlaknatnya wanita adalah menampakkan perhiasan, emas dan berlian di balik cadar (hijab) dan memakai wangi-wangian ketika keluar atau memakai pakaian yang mencolok (norak) ... Semua itu termasuk tabarruj yang dimurkai Allah dan dimurkai pula orang yang melakukannya di dunia dan akhirat."
3. Banyak keluar rumah tanpa ada keperluan baik bersama sopir pribadi, naik kendaraan umum atau menyetir sendiri seperti yang banyak terjadi dibeberapa negara atau berjalan kaki sekalipun jaraknya jauh.
4. Berdesak-desakan dengan laki-laki dan bercampur baur dengan mereka di pasar-pasar dan di tempat-tempat umum, bahkan sebagian mereka tidak merasa malu untuk mengantri di barisan laki-laki ketika menunggu, masuk dan duduk diantara laki-laki khususnya di lapangan bisnis.
5. Meninggikan suara dalam berbicara dengan laki-laki dengan suara yang keras sehingga terdengar dari kejauhan. Padahal tabiat seorang wanita biasanya berbicara rendah dan menghindari berbicara dengan laki laki asing.
6. Meniru kebiasaan laki-laki dalam hal berjalan dan beraktifitas, berupa berjalan di pasar-pasar atau jalanan seperti berjalannya laki-laki dengan gagah menyerupai gerakan laki-laki yang menampakkan kegagahan dan kejantanan.
7. Kasar dalam bermuamalah dan berakhlak dengan keluarga dan kerabatnya, tidak lembut, galak, keras kepala dan tidak menghargai orang lain, sifat-sifat ini tercela bagi laki-laki maka bagaimana bagi wanita?
8. Tidak memakai perhiasan yang khusus bagi wanita seperti pacar, celak mata, dan yang lainnya sehingga menjadi seperti laki-laki dalam bentuk dan penampilan. Aisyah Radhiallaahu anhu berkata: Ada seorang wanita menyodorkan sebuah buku dengan tangannya dari balik hijab kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam, beliaupun mengambilnya lalu berkata: "Aku tidak tahu apakah ini tangan laki-laki ataukah tangah wanita?" Aisyah menjawab: "Ta-ngan wanita." Beliau berkata lagi: "Kalau engkau wanita maka engkau harus merubah kuku-kukumu," maksudnya dengan pacar." (HR. Abu Dawud)
9. Menyerupai laki-laki dalam berpenampilan berupa memotong rambut seperti potongan rambut laki-laki, memanjangkan kuku, posisi ketika berdiri atau duduk dan sebagainya.
10. Melepaskan diri dari pengawasan suami atau wali. Dia tidak mau menerima kalau dirinya berada di bawah pengaturan suami atau wali dia menginginkan kebebasan bertindak secara mutlak tanpa izin atau pengawasan laki-laki yang memang bertanggung jawab atas dirinya.
11. Bepergian tanpa mahram dengan berbagai alat transportasi dan yang paling masyur adalah pesawat terbang. Dia sendirilah yang membeli tiket, pergi ke bandara, dan bepergian tanpa mahram yang menyertainya dan melindunginya dari orang-orang fasik. Perbuatannya itu telah menyimpang dari diennya (agamanya) dan tabiatnya. Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: "Janganlah seorang wanita bepergian (safar) kecuali dengan mahramnya." (muttafaq 'alaih).
12. Sedikitnya rasa malu, seorang wanita tomboy telah tercabut rasa malu dari kepribadian dan akhlaknya, ia tak ubahnya seperti pohon bugil tak berkulit. Berbicara tentang segala hal, ngobrol dengan setiap orang pergi ke berbagai tempat tanpa rasa malu dan akhlak, sebagai mana sabda Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam dalam sebuah hadits yang shahih: "Sesungguhnya diantara hal yang telah diketahui manusia dari ucapan para nabi yang dulu adalah: Kalau kamu tidak merasa malu maka bertindaklah semaumu."
Inilah beberapa bentuk penyerupaan wanita terhadap laki-laki yang keburukannya begitu nyata dikalangan para wanita, dan hal ini amat patut disesalkan. Dari penjelasan di atas bisa kita tarik kesimpulan yang menyeluruh tentang definisi wanita tomboy yaitu: wanita yang menyerupai laki-laki dalam hal berpakaian, penampilan, berjalan, berbicara, meninggikan suara, beraktifitas dan bercampur baur. Atau secara ringkasnya bahwa seorang wanita dikatakan tomboy kalau dia meniru seperti laki-laki (padahal yang ia tiru adalah merupakan ciri laki-laki yang bertentangan dengan kodrat kewanitaannya).

Beberapa Sebab Wanita Menjadi Tomboy
Ada beberapa penyebab yang mendorong seorang wanita menjadi tomboy yang secara umum diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya iman dan sedikitnya rasa takut kepada Allah, karena terjerumusnya seseorang kepada maksiat baik dosa kecil ataupun dosa besar merupakan akibat dari kurangnya iman dan lemahnya perasaan merasa diawasi oleh Allah Azza wa Jalla.
2. Pendidikan yang jelek, peribahasa mengatakan bahwa seseorang adalah anak bagi lingkungannya. Bila lingkungan tempat dia hidup merupakan lingkungan yang shaleh, maka diapun akan shaleh, kalau lingkungannya jelek maka diapun akan seperti itu. Seorang anak wanita yang hidup dirumah yang semrawut yang kosong dari pendidikan yang baik pada umumnya akan menyeret dia kepada berbagai penyimpangan.
3. Pengaruh media masa dengan berbagai bentuk dan jenisnya, baik tontonan, yang di dengar, ataupun bacaan. Di dalamnya berkembang dan tersebar pemikiran-pemikiran sesat dan penyimpangan yang akan menyesatkan para wanita dan mendorong mereka untuk melanggar norma agama dan prinsip-prinsip kebenaran.
4. Taklid buta, dia berpakaian dan berprilaku tanpa memahami dan mengetahui apa yang dia lakukan, juga tidak memikirkan manfaat dan madharaat-nya. Dia hanya sekedar ikut-ikutan kepada apa yang ada di sekitar dirinya, dari kawan-kawannnya dan dari para seniwati (artis atau bintang), sekalipun hal itu bertendengan tabiat kewanitaannya.
5. Kawan bergaul yang jelek, di antara hal yang tidak diragukan lagi adalah kawan bergaul yang mempunyai pengaruh besar dalam pribadi seseorang baik positif ataupun negatif. Sebagaimana sabda nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam : "Perumpamaan kawan bergaul yang saleh dengan kawan bergaul yang jelek seperti orang yang menjual minyak wangi dengan peniup pande besi (kiir). Panjual minyak wangi mungkin dia akan memberikan kepadamu atau kamu membeli darinya, atau kamu bisa mencium harumnya. Adapun peniup pande besi mungkin dia bisa membakar pakaianmu atau kamu mencium bau busuk darinya." (Muttafaq 'alaih).
6. Kurang percaya diri dan upaya menarik perhatian, sebagian wanita ada yang merasa kurang percaya diri dan berupaya menutup kekurangan itu dengan cara yang justeru menyeret mereka kepada keburukan yaitu menyerupai laki-laki dalam berperilaku, penampailan, pakaian dan sebagainya.
7. Contoh yang buruk, contoh (figur) merupakan unsur pendidikan yang terpenting. Kadang-kadang seorang ibu berprilaku menyerupai laki-laki lalu di contoh oleh anak perempuannya. Umumnya para anak wanita memiliki kepribadian karena mencontoh ibu-ibu mereka. Maka seorang ibu yang tidak menghargai dan tidak menghormati ayah, pada umumnya anak wanitanya pun bertabiat seperti itu yaitu tidak menghargai suami mereka. Dan seorang ibu yang kasar nada bicaranya dan selalu keras dalam bersuara maka anak wanita-nya pun akan mewarisi sifat ini pula.
8. Tidak adanya rasa cemburu dari suami atau walinya, sehingga tidak mencegah dia dari penyimpangan dalam masalah hijab dan pakaian dan tidak melarangnya dari perilaku yang tidak layak.

Demikian diantara sebab-sebab terpenting yang dapat menjerumuskan wanita ke dalam sikap meniru kaum laki-laki. Semoga Allah menjaga kita dari segala perbuatan yang menyelisihi syari'atNya serta membimbing kita semua agar tetap diatas fitrah yang diridhaiNya. (Dari Nasyrah Darul Wathan, "Al-Mustarjilah, al-mar'ah al-musyabbihah bir rijal", Hamud bin Ibrahim As-Sulaim (Abu Haidar))

sumber: alsofwah.or.id

dipublikasikan oleh:
Admin [16/01/04 - 22:34:59]

SIAPAKAH ANDA ?

Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang suka menyepelekan waktu solatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman a.s

Siapakah orang yang manis senyumanya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang ditimpa musibah lalu dia berkata "Inna lillahi wainna illaihi rajiuun." Lalu sambil berkata,"Ya Rabb, Aku redha dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir senyuman.

Siapakah orang yang kaya?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia yang sementara ini.

Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada selalu menumpuk-numpukkan harta.

Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat dan amal-amal kebaikan.

Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal-amal kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan sejauh mata memandang.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikkan lalu kuburnya menghimpitnya.

Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni syurga kelak karena telah menggunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka.

Siapakah org yg PELIT ?
Orang yg pelit ialah org yg membiarkan tulisan ini begitu saja, malah dia tidak akan menyampaikan kepada org lain.

10 Desember 2004 - 16:21

Risiko Seksi Ala Britney Spears !

Usia Mella baru sweet seventeen. Namun seperti anggota geng gaulnya, dia
gemar tampil seksi dengan kaus pas badan plus celana ketat sebatas pinggul.
Biar lebih pede, kilahnya. Entahlah, apakah dia bakal tetap pede, jika tahu
kebiasaan berketat ria itu bisa merongrong saraf dan kulitnya nan mulus.

Sebenarnya, bukan salah bunda mengandung, jika Mella tergiur berdandan ala
Britney Spears, Jennifer Lopez, Shakira, atau Nafa Urbach. Wanita mana sih
yang enggak kepingin tampil seksi dan dipuja lelaki seperti para bintang
itu? Kalau kerut di kulit bisa dihapus, barangkali nenek-nenek pun banyak
yang ikut. "Gaya hip memang sedang in. Bukan hanya di kalangan anak muda
dan remaja, orang dewasa pun banyak yang suka," bilang Barli Perdana
Asmara, perancang busana dari rumah mode Nuimasa, Jakarta.

Sesuai namanya, hip dalam bahasa Inggris berarti pinggul, hip style
ditandai dengan celana panjang ketat yang tak sepanjang biasanya. Jika
celana panjang normal menempel di pinggang, model hipster nyangkut di
pinggul. Kalau dipadukan dengan kaus pendek ketat, pemakainya jelas
terlihat lebih seksi."Prinsipnya memang untuk membuat tubuh pemakai lebih
ramping dan seksi," imbuh Barli.

Sepintas, gaya ini lebih cocok buat pemilik badan kurus, meski tak jarang
wanita "sedikit gemuk" pun ikut menjajal. Maklum, aku perancang busana
berusia 25 tahun itu, hipster kini identik dengan. busana orang modern.
Kalau enggak bergaya hip, sepertinya ketinggalan zaman.

"Padahal, mode itu cocok-cocokan dan tidak bisa disamaratakan," sambung
Barli. Kalau pas di badan, tentu bikin seksi. Kalau enggak cocok, hmmm,
tebak sendiri.

Waspadai Jepitan Sementara

Nah, sembari memikirkan apakah hip style cocok untuk gaya berbusana Anda,
sebaiknya pertimbangkan juga kabar terakhir dari seberang lautan.

Dr. Malvinder Parmar dari Timmins & District Hospital, Ontario, Kanada,
baru-baru ini menyatakan, celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan
penyakit paresthesia. Istilah paresthesia sendiri, menurut Kamus Kedokteran
Dorland, berarti perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas
seperti terbakar dan sejenisnya.

Dalam tulisannya di Canadian Medical Association Journal, Parmar mengaku,
setahun terakhir ini kedatangan cukup banyak pasien yang bisa dikategorikan
sebagai korban paresthesia. Dia sudah mengobati sedikitnya tiga wanita
berusia 22 - 35 tahun yang mengeluhkan rasa panas dan gatal di sekitar
paha. Gangguan saraf ringan itu terjadi lantaran mereka suka sekali memakai
celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam enam bulan terakhir.

"Mereka mengalami gejala yang sama, gatal dan panas serta kulit di sekitar
paha menjadi lunak," kata Parmar. Walaupun kerusakan saraf itu tidak masuk
kategori serius, hal itu cukup mengganggu aktivitas korbannya. Hasil
penelitian Parmar menunjukkan, kelainan itu menjadi permanen selama celana
ketat sepinggul melilit di tubuh. Itu sebabnya Parmar menyarankan menjauhi
segala macam pakaian ketat selama terapi.

Resep puasa seksi itu terbukti manjur. Setelah enam minggu mengubah gaya
pakaian, pasien-pasien mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Namun, dia
tak bisa menjamin para korban mode ini tak akan mengalami gangguan serupa
jika kembali tergoda ber-hip style. Apa kalau pakajan itu dikenakan dalam
waktu lama, entah karena tuntutan profesi maupun hobi. "Saya sarankan,
sebaiknya tinggalkan pakaian sepinggul. Pakailah yang longgar-longgar atau
baju terusan saja," sambung Parmar.

Pendapat ahli medis bule itu diamini tenaga medis lokal Dr. Andradi
Suryamiharia Sp.S(K), spesialis saraf yang sehari-harinya bertugas di RSUPN
Cipto Mangun Kusumo, Jakarta. Menurut staf pengajar FK-UI itu, sebagai
gangguan saraf, paresthesia gampang dikenali dan dua gejalanya kesemutan
dan lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa.

Kesemutan terjadi lantaran terganggunya saraf tepi, yakni saraf yang berada
di luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi,
maupun gangguan metabolisme.

"Sebetulnya, ini gejala yang biasa kita rasakan sehari-hari. Misalnya, saat
duduk atau menekuk kaki terlalu lama, saraf dan aliran darah pasti
terganggu. Mirip kabel listrik yang tertekan, aliran setrumnya 'kan enggak
lancar," ujar Andradi. Nah, pemakai celana ketat sepinggul yang ingin terus-
menerus tampil seksi, berpeluang mengalami gangguan saraf, karena jepitan
sementara tadi. Memang, saraf tak sampai putus, tapi yakinlah, penderitanya
bakal sangat terganggu.

Ancaman Jamur

Selain paresthesia, penggila berat pakaian ketat juga kudu mempertimbangkan
faktor kesehatan kulit. Pasalnya, gangguan saraf masih bisa sembuh tanpa
meninggalkan bekas, tapi iritasi dan eksim? Weleh-weleh, percuma punya bodi
sintal kalau dalemnya belang-belang.

Versi Dr. Kusmarinah Bramono SpKK, spesialis kulit dan kelamin RSCM, pada
dasamya semua jenis pakaian ketat berpotensi menimbulkan tiga macam
gangguan kulit. Apakah itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul.

Pertama, masalah kelembapan yang memungkinkan jamur subur berkembang biak.
Belakangan ini, pasien korban jamur yang berobat ke Klinik Kulit dan
Kelamin RSCM meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang tahun
2002, sekitar 35% pasien terbukti kena serangan jamur. Usia mereka berkisar
15 - 45 tahun. Meski tak semuanya berhubungan dengan kebiasaan berbusana,
tetapi kecenderungan meningkatnya jamur sebagal sumber penyakit kulit mesti
diwaspadai.

Idealnya, di negara tropis seperti Indonesia, pakaian ketat atau terlalu
tebal memang kudu dihindari. Kulit jadi kurang ruang untuk "bernapas",
sementara cairan yang keluar dari dari tubuh lumayan banyak. Akibatnya,
permukaan kulit menjadi lembap. Kalau tak diimbangi busana yang tepat,
jamur akan lebib mudah beranak pinak. Yang banyak ditemui adalah jamur panu
(bercak putih, cokelat, atau kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol
gatal, serta jamur kandida yang basah dan gatal.

Berbekas hitam

Setelah kelembapan, kontak langsung antara kulit dengan benda asing juga
memungkinkan terjadinya iritasi. Salah satu penyakit kulit yang masuk
golongan ini adalah dermatitis kontak.

Sesuai namanya, gejala gatal dan beruntusan yang menjadi trade mark sang
dermatitis hanya muncul bila terjadi gesekan antara kulit dengan benda dan
luar tubuh.

Benda asing yang berpotensi gesek tinggi tak cuma benda keras, semisal
perhiasan, jam tangan, atau ikat pinggang. Busana sehari-hari, jika terlalu
ketat menempel di tubuh, atau terbuat dan bahan berkontur kasar; juga dapat
memicu luka.

"Gampangnya, lihat saja pasien yang harus lama berbaring di tempat tidur.
Kalau perawatnya kurang telaten, bagian belakang tubuh si pasien yang harus
lama berbaring di tempat tidur. Kalau perawatnya kurang telaten bagian
belakang tubub si pasien biasanya agak memerah dan lecet," bilang Andradi.

"Sedangkan celana ketat terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-
sela paha. Awalnya mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya
berlangsung lama, bisa menimbulkan bercak hitam di pangkal paha," kata
Kusmarinah Bramono. Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari
busana ketat, warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang sama
sekali. Namun, Kusmarinah mengingatkan, proses menghilangkan noda hitam itu
tak bisa dilakukan secepat membalik telapak tangan.

"Tidak bisa dipercepat, memakai krem pemutih sekali pun," cetusnya.
Soalnya, produk pemutih yang kini banyak beredar di pasar lebib berfungsi
sebagai pencegah terbentuk nya pigmen atau zat pewarna kulit yang baru.
Jadi, sama sekali bukan penghilang noda. Bila pigmen masih berada di
lapisan tanduk atau lapisan kulit paling luar, noda hitam dapat lebih cepat
hilang. Lain halnya kalau sudah menembus lapisan kulit lebih dalam, raibnya
bisa dalam hitungan tahun.

Jenis penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat
adalah biduran atau kaligata. Bentuknya bentol-bentol minip bekas gigitan
ulat bulu. Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga
bibir bengkak. Penyakit itu bisa muncul di bagian tubuh mana pun.
Berdasarkan pengamatan Kusmarinah, banyak pasien tidak menyadari, biduran
dapat juga disebabkan oleh tekanan serta ketatnya pakaian.

Untuk mengusir iritasi dan biduran, sebagian orang menyiasatinya dengan
memakai bedak. "Tapi fungsi bedak 'kan cuma mengeringkan. Jika tennyata
bedak tadi tak cukup bagus untuk menyerap keringat, kulit menjadi lebih
lembap. Akhirnya, malah dihampiri jamur," jelas Kusmarinah lagi.

Setelah ketat terus longgar

Jadi, bagaimana cara aman agar bisa tetap tampil seksi tanpa kehilangan
bodi halus nan mulus? Paling aman, ikuti saja saran Parmer dan Andradi,
yakni say goodbye pada pakaian ketat. Baik yang sepinggul, di atas pinggul,
apalagi di bawah pinggul.

Kalaupun terpaksa berketat ria, "Jangan terlalu sering dan terlalu lama
memakainya, saran Andradi. Menurut perhitungan medis pria setengah baya
itu, mengenakan celana ketat, apalagi sebatas pinggul mestinya paling lama
dua jam. Setelah itu, segera ganti dengan celana longgar atau baju terusan,
agar peredaran darah lancar dan pori-pori kulit dapat leluasa bernapas

Saran untuk tidak berlama-lama dalam berbusana seksi ini didukung penuh
oleh Barli Perdana Asmara. Pria modis itu mengaku, pernah merasakan gejala
awal paresthesia. "Saat itu saya menghadiri sebuah acara dengan celana
ketat dari kulit. Walau hanya dipakai beberapa jam, paha saya sempat terasa
panas. Ini mirip gejala yang dibilang para dokter. Barangkali karena
gesekan dan kelembapan yang tinggi," kisahnya lagi.

Bukan cuma tingkat keketatan yang harus diperhatikan, bahan yang dipilih
pun ikut menentukan tingkat kelembapan. Bahan jin dan kulit, jika
diaplikasi mengikuti mode celana sepinggul dan dipakai dalam jangka waktu
panjang, jelas gampang mengundang paresthesia. Sebagai gantinya, Barli
merekomendasikan celana dari bahan katun, poliester, atau bludru elastis.
Tiga jenis kain yang disebut terakhir itu lumayan mengikuti bentuk tubuh,
hingga dapat meminimalkan gesekan. Sebagai perancang busana, Barli memang
tak mungkin menyarankan kaum muda atau remaja yang tergila-gila dengan
dandanan hip style mengubah total gaya hidupnya. Apalagi untuk
membumihanguskan gaya yang tengah mendominasi dunia mode itu; rasanya hal
yang mustahil. "Tapi kalau memang hip style berpotensi mengganggu
kesehatan, sebaiknya celana sepinggul memang tidak dipakai sembarangam.
Tampil modis 'kan enggak harus mengorbankan kesehatan," terang Barli.

Jalan tengah, dia menyarankan penyuka hipster agar pilih-pilih tempat dan
waktu saat memamerkan busana yang dipopulerkan para selebriti ini. "Lagi
pula, tidak semua aktivitas layak dihadiri dengan memakai celana sebatas
pinggul," tambah Barli.

Pada acara dan tempat tertentu, gaya berpakaian yang kerap menampilkan
pusar pemakainya ini bisa saja dianggap melecehkan nilai kesopanan. Kalau
kebetulan punya calon mertua kolot, calon suami/istri bisa-bisa melayang.

Artinya, tampil seksi memang hak asasi. Namun, kalau ujung-ujungnya mesti
ke dokter saraf atau dokter kulit, bahkan kehilangan "gandengan", jadinya
gawat juga 'kan.

Dari Abu Hurairoh ra. Katanya : Kudengar Rasulullah saw berkata : sesuatu
yang aku larang memperbuatnya maka jauhilah dan sesuatu yang aku suruh
memperbuatnya maka kerjakanlah sekedar kuasamu. Hanya saja yang
membinasakan ummat sebelum kamu karena banyak pertanyaan mereka dan tidak
mengikuti perintah Nabi-nabi mereka. (HR. Muslim No. 1309)

Rasulullah saw bersabda : "Akan ditimpakan kehinaan dan kerendahan bagi
orang-orang yang menyalahi perintahku". (HR Ahmad dengan sanad hasan)

Sumber : Mailing List Majalah Permata
dipublikasikan oleh:
Redaksi [15/12/03 - 11:00:24]


 

Mengapa Wanita Mudah Menangis?

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita".
"Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti....". Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu menangis tanpa sebab yang jelas". Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.



Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur. Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa. Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak. Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.

Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan.

Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan". (Hari Teguh Patria)

[ukhuwah.or.id]

dipublikasikan oleh:
Admin [24/03/04 - 16:38:28]

Mencintai Sang Pemilik Cinta

Kayaknya udah jadi ‘kesepakatan' umum kalo cinta itu bisa membuat hidup lebih hidup. Karena cinta konon kabarnya mengandung segala perasaan indah tentang kebahagiaan ( happiness ), menyenangkan ( comfort ), kepercayaan ( trust ), persahabatan ( friendship ), dan kasih-sayang ( affection ).

Menurut R. Graves dalam The Finding of Love , cinta adalah sesuatu yang dapat mengubah segalanya sehingga terlihat indah. Jalaluddin Rumi juga pernah bersyair: “Karena cinta, duri menjadi mawar. Karena cinta, cuka menjelma anggur segar...”. Itu sebabnya, nggak usah heran kalo naluri mencintai akan mendorong manusia untuk memenuhi keinginan cintanya itu. Orang yang jatuh cinta akan melakukan apa saja untuk menarik perhatian orang yang ia cintai (itu karena terlihat indah kali ye?).

Kalo udah cinta, kata Gombloh, maaf nih, tahi kucing rasa coklat! (idih, itu sih indera perasanya udah error kali ya?). Ehm, tapi nggak salah juga. Ini sekadar idiom kok. Karena cinta seringkali buta. Why? Kalo VMJ alias Virus Merah Jambu udah menginfeksi hati kita, perasaannya kok inget terus sama si dia, pengennya ketemu terus, rindu terus ingin ngobrol, seharian nggak kirim SMS aja rasanya sakauw berat, pokoknya meski jauh jaraknya bukan halangan untuk komunikasi. Ehm, untuk menggambarkan itu seorang teman nulis puisi di internet : “walau jarak kita bagai Matahari dan Pluto saat aphelium/amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku” Huhuy!

Seorang teman lain pernah bercerita bahwa ia tak sanggup untuk melupakan calonnya. Rasanya udah deket aja sambil merenda bahagia membina rumah tangga idaman. Kebetulan sang calon jauh di negeri orang dan komunikasi cuma bisa via jaringan internet. Eh, itu sih namanya meski jauh di mata, tapi dekat di Yahoo! Messenger (apalagi kalo pake webcam hehehe..)

Cinta bisa juga tak pandang bulu (karena yang benar mungkin pandang tak jemu kali ye? Ehm...). Tak pandang bulu bisa berarti kita mencintai siapa saja, dan dari kalangan mana saja. Nggak pilih-pilih. Karena semua berhak mendapatkan cinta. Namun jangan salah, meski cinta tak pandang bulu, tapi bukan berarti juga kita dibutakan oleh cinta. Iya dong, kalo bayang si dia terlanjur lekat di hati, biasanya segala kesalahan dan kekurangannya cenderung kita abaikan. Waduh, berbahaya banget tuh. Padahal kata Ibnu Mas'ud ra, “Apabila kamu merasa kagum dengan seorang wanita, ingatlah kejelekankejelekannya!”

Duh.. kejam amat ya? Ah, nggak juga, karena manusia seringkali berubah-ubah dalam bersikap. Itu harus kita sadari juga. Bukan tak mungkin kan suatu saat orang yang kita cintai karena kita kagum akan kepandaiannya, karena kesholehannya, dan juga perangainya yang baik, suatu saat akan berbalik 180 derajat. Jadi, nggak usah rela dibutakan cinta. Artinya, sikapi aja dengan wajar sisi-sisi kemanusiannya yang lain selain sisi yang membuatmu kagum setengah hidup. Itulah pesan yang dikirimkan Ibnu Mas'ud kepada mereka yang sedang jatuh cinta. Betul?

Sobat muda muslim, paparan di atas sebagai fakta aja, bahwa energi cinta bisa membuat ‘penderitanya' berbunga-bunga, bahkan sering tanpa bisa membedakan mana cinta dan mana nafsu. Gawat kan? Nah, sekarang coba kita bandingan kecintaan kita kepada Allah Swt, Sang Pemilik Cinta. Jika memang sama-sama cinta, harusnya kan sama ya? Artinya, kecintaan kita kepada Allah pun akan mirip gejalanya dengan cinta kita kepada sesama makhlukNya. Meski tentu saja, mencintai Allah jauh lebih besar manfaat dan pahalanya. Karena Allah adalah Pemilik Cinta, dan sekaligus Pemberi Cinta kepada kita-kita sebagai makhlukNya.

Bahkan Allah sudah memberikan sinyal kuat kepada kita dalam sebuah hadis Qudsy: “Kalau hambaKu mendekat sejengkal, Kusambut ia sehasta. Kalau ia mendekat sehasta, Kusambut ia sedepa. Kalau hambaKu datang padaKu berjalan, Kusambut ia dengan berlari…”

Duh, betapa begitu besar cinta Allah kepada kita, hambaNya. Tidakkah ini membuat cinta kita lebih besar lagi kepada Allah Swt.? Hmm…rasanya kita perlu berlari untuk mendekat kepadaNya. Subhanallah .

‘Mencuri' perhatian Allah

Kalo dengan sang inceran kita biasa nyari-nyari perhatian, bisa curi pandang kalo kebetulan si dia ada di kelas, kenapa dengan Allah tidak bisa? Kalo dengan si dia yang udah mencairkan dinding es yang selama ini kita bangun, kita bisa begitu getol menjaga penampilan agar ia tetap merasa betah melihat kita, kenapa dengan Allah tidak bisa? Ah, rasanya nggak adil deh kalo njomplang begitu.

Memang sih, Allah Mahatahu apa yang kita lakuin, nggak perlu mencuri perhatianNya pun Allah tahu apa maksud kita. Ini sekadar ungkapan aja kalo kita pun bisa membuat Allah bahagia dengan apa yang kita perbuat. Aktivitas mulia penuh pahala dan taat syariatNya, udah cukup menarik perhatian Allah kepada kita untuk lebih sayang dan cinta kepada kita.

Sobat muda muslim, kalo mau jujur, kita jarang banget mencuri perhatian Allah. Kalo benar kita cinta kepadaNya, seharusnya memang kita sering mencuri perhatianNya agar Dia suka kepada kita. Sebagaimana halnya kalo kita sering CPCP alias curi pandang cari perhatian dengan orang yang kita incer abis-abisan. Harapannya, tentu ketika beradu pandang atau ketika dia melihat penampilan dari pesona yang kita miliki bisa jatuh hati. Ya, ibarat memasang ranjau deh. Ehm, ati-ati aja kena batunya.

Oya, pernah nggak kamu pdkt alias pendekatan sama seseorang yang mampu melelehkan hatimu? Hmm… deg-degan juga kan? Khawatir pendekatan kita nggak sempurna dan gagal mencuri perhatiannya. Segala daya dan upaya kita jajal, sambil berharap ia berpaling kepada kita. Asyik juga ya?

Nah, bagaimana jika kita pdkt juga kepada Allah? Rasa-rasanya pasti lebih seru. Bener lho, orang yang melakukan pdkt jelas karena ada yang diharapkan dari yang sedang didekati. Kita bisa mencoba deketan sama inceran, karena kita udah kadung jatuh hati karena pesonanya. Jadi, cinta juga memang memerlukan sebab, “kenapa jatuh cinta?”.

Sebaliknya, kalo sebab yang membuat kita cinta itu lenyap, maka kita nggak bakalan lagi jatuh cinta. Ibnul Qayyim menuliskan sebuah kaidah sederhana dalam kitab cinta yang sangat populer, Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin, “Cinta akan lenyap dengan lenyapnya sebab…”

Sobat muda muslim, pertanyaannya sekarang, “Apakah ada sebab untuk mencintai Allah, sehingga kita perlu mencari perhatianNya?” Ehm, alasannya tentu ada dong sayang. Wong kepada makhlukNya aja kita bisa jatuh hati dan cinta setengah mati hanya karena melihat pesona yang dimiliknya. Entah gaya bicaranya, entah itu wajahnya, bisa juga karena kepintarannya, termasuk perangainya, pun karena bentuk fisik yang membuatmu jatuh cinta. Bener nggak seh?

Nah, harus diakui bahwa Allah punya banyak pesona yang itu layak kita kagumi dan membuat kita lebih mencintaiNya, dan punya alasan bagi kita untuk bisa mencuri perhatainNya. Alasan sederhananya, karena Allah adalah pencipta semesta alam dan seluruh isinya, termasuk kita. Hmm… sangat elok tentunya kalo kita mencintaiNya.

Bukan apa-apa, kalo kita sering kagum dan jatuh cinta dengan seseorang yang cerdas, maka Allah lebih harus kita kagumi dan cintai karena Dia yang menganugerahkan kecerdasan kepada orang yang kita anggap cerdas. Begitu pun kalo kita mengagumi seseorang yang punya wajah yang menggetarkan nurani kita, maka seharusnya kita berpikir lebih jauh, bahwa Allah layak lebih kita cintai karena Dia telah menciptakan orang yang kita anggap punya wajah yang enak dipandang mata itu.

Menjadi kekasih Allah

Seorang tetangga pernah bilang kalo anaknya itu penurut, rajin, cinta dan berbakti kepada ortunya sepenuh hati. Sang tetangga tersebut karuan aja seneng bukan kepalang. Karena memang nikmat banget dicintai, dihargai, dan dihormati itu. Iya nggak?

Nah, apalagi Allah. Kalo ortu kita bisa cemburu gara-gara kita lebih percaya dan mengikuti pendapat orang lain, Allah tentunya lebih ‘cemburu' lagi kalo kita nggak mau mengamalkan syariatNya. Rasulullah saw. bersabda: “Wahai umat Muhammad. Demi Allah saat hamba laki-laki berzina, dan saat hamba perempuan berzina, tidak ada yang lebih cemburu daripada Allah…” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam kisah yang sering kita dengar dan baca, Nabi Ibrahim begitu mencintai putranya. Luapan cinta yang tak tertahankan kepada putranya yang setelah puluhan tahun didambakannya. Ismail menjadi muara kehidupan bagi Nabi Ibrahim. Namun, Allah menguji cintanya dengan menurunkan perintah untuk mengurbankan anaknya. Aduh, hati orang tua mana yang nggak remuk kalo perintahnya seperti ini. Tapi, Nabi Ibrahim berhasil lulus ujian tersebut. Terbukti ia lebih mencintai Allah dengan menjalankan perintahNya ketimbang mencintai anak dan keluarganya. Nabi Ibrahim ikhlas melakukannya. Subhanallah .

Cinta kepada Allah itu mutlak, tiada sekutu bagiNya. FirmanNya:

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia” (QS ali Imaran [3]: 18)

Bahkan Allah memberi cap kafir kepada orang-orang yang menolak untuk menyembahNya. Allah berfirman:

“Katakanlah: ‘Ta`atilah Allah dan RasulNya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir'.” (QS ali Imran [3]: 32)

Menjadi kekasih itu butuh pengorbanan. Tentu, agar cinta yang kita berikan kepada kekasih kita bermakna. Itu sebabnya, mencintai Allah pun memerlukan pengorbanan. Seorang tokoh sufi bernama Bayazid Bustami mengatakan: “Cinta adalah melepaskan apa yang dimiliki seseorang kepada Kekasih (Allah) meskipun ia besar; dan menganggap besar apa yang diperoleh kekasih, meskipun itu sedikit.”.

Itu sebabnya, jangan heran kalo Rasulullah saw. berani menolak permintaan para gembong kafir Quraisy untuk menghentikan dakwahnya. Dengan kobaran cintanya yang menyala-nyala pada Allah Swt., Muhammad saw. mengatakan kepada pamannya: “Wahai pamanku, demi Allah seandainya matahari mereka letakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku supaya aku berhenti meninggalkan tugasku ini, maka aku tidak mungkin meninggalkannya sampai agama Allah menang atau aku yang binasa”. Duh, hebat banget semangatnya.

Selain berkorban, mereka yang mencintai Allah selalu bersyukur dan menerima terhadap apa-apa yang di berikan Allah. Bahkan ia akan selalu ridha terhadap Allah walaupun cobaan berat menimpanya.

Dan jujur saja, kalo kita sedang jatuh cinta, menyebut namanya saja ada gejolak hebat di hati kita. Maka, jika Allah kita cintai, rasanya pantas jika kita pun bergetar menyebut namaNya. Firman Allah Swt.: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal,” (QS al-Anfaal [8]: 2)

Sobat muda muslim, yuk kita cintai Allah dengan sepenuh hati. Tunjukkan cinta kita kepadaNya dengan mentaati seluruh syariatNya. Amalnya perintahNya, jauhi laranganNya. Insya Allah kita bisa kok. Yakin sajalah. Wallahu'alam bishshowwab. [solihin]

Edisi 215/Tahun ke-5 (4 Oktober 2004)

Doa Seorang Muslimah

Ya Rabbi,

Aku berdoa untuk seorang pria, yang akan menjadi bagian dari hidupku. Seorang pria yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu.

Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau. Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU.

Seorang pria yang mempunyai sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk menauladani sifat-sifat Agung-Mu.

Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia. Seorang pria yang memiliki hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas.

Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku.
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah.
Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku.

Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi.
Seorang pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika berada disebelahnya.

Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
Seorang pria yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya.
Seorang pria yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

***

Dan aku juga meminta:

Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat pria itu bangga.
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMU, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.

Berikanlah SifatMU yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMU bukan dari luar diriku.
Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.

Berikanlah aku penglihatanMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja.
Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaanMU dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakaan "Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna".

Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kautentukan.

[kotasantri.com]
dipublikasikan oleh:
Admin [24/03/04 - 16:40:59]


   

Orang Sopan Makin Langka

eramuslim - "Weyy... kalo nyeberang mata dipake donk...!!!" bentak supir angkot kepada seorang pejalan kaki setengah baya yang nyaris terserempet kendaraan tersebut. Saya yang berada di angkot tersebut tak tahu persis harus berbuat apa. Meski cukup sering mendengar umpatan serupa dari seorang pengendara mobil kepada pejalan kaki, saya tetap merasa tak semestinya mereka mengeluarkan kata-kata kasar semacam itu.

Suatu kali secara kebetulan saya pernah mendengar omelan seorang pejalan kaki yang terciprat air genangan sisa-sisa hujan yang dihempaskan oleh sebuah mobil dengan kecepatan tinggi. Serta merta, sederet sumpah serapah keluar yang kalau dibayangkan, isinya itu sangat mengerikan, seperti "Gue sumpahin tabrakan luh!" atau semacamnya. Bagaimana jika umpatan atau sumpah itu bernilai do'a di mata Allah? bukankah mereka tak bedanya seperti orang-orang yang terzalimi? Jadi, jangan sembarangan mengumpat seorang pejalan kaki yang belum tentu benar-benar salahnya. Bisa jadi, Anda yang justru bersalah.

Sebenarnya, ini soal etika berkendaraan di jalan umum. Namanya juga jalan umum, jadi siapapun tidak bisa merasa harus dipentingkan, siapapun tak boleh memaksakan kehendaknya, dan siapapun tak berhak atas jalan tersebut layaknya jalan milik pribadi.

Yang namanya jalan umum boleh digunakan oleh siapapun, pemilik kendaraan dari roda dua, tiga, empat sampai enam belas, atau pun pejalan kaki. Yang penting kan semuanya ada aturannya. Nah, ngomong-ngomong soal aturan, ternyata tidak semua etika berkendara di jalan masuk dalam aturan yang sudah ada.

Begini, saya pernah menumpang mobil seorang rekan sepulang kondangan. Namanya Edi. Malam itu terasa sangat segar, sehingga kami tak perlu memasang AC karena sore tadi Jakarta baru saja diguyur hujan yang lumayan deras. Mobil melaju tidak terlalu kencang ketika kami merasa mobil kami telah menghempaskan genangan air di pinggir jalan dan... mengenai seorang ibu pejalan kaki. Ciiiitttt!!! Edi segera menghentikan mobilnya dan mundur sejauh tidak kurang dari 70 meter dari genangan air tadi.

"Kena nggak?" tanya Edi. Yang dimaksud adalah, apakah hempasan mobilnya terhadap genangan air tersebut telah menyebabkan pejalan kaki tadi terciprat atau tidak. Agak sedikit ragu, saya katakan, "Kena...".

Sesampainya di depan ibu pejalan kaki tadi, Edi segera turun dan meminta maaf atas tindakannya tadi. Pejalan kaki yang tengah mengibas-ngibaskan tangannya ke beberapa bagian pakaiannya yang kotor terlihat tersenyum, apalagi setelah kami menawarkan diri untuk mengantarnya sampai ke tempat tujuannya.

Dalam perjalanan berikutnya, saya tanyakan kepada Edi tentang sikapnya tersebut, seraya memberikan asumsi bahwa ibu pejalan kaki tersebut terlihat ramah dan 'ikhlas', mungkin Edi tak perlu memundurkan mobilnya untuk meminta maaf pada pejalan kaki tersebut.

Sekarang coba Anda pikirkan kenapa saya terus tersenyum sampai di rumah setelah mendengar jawaban Edi seperti ini, "Kamu betul, mungkin ibu itu ikhlas dan tak marah, bahkan mungkin saya tak perlu berhenti setelah 70 meter dari genangan air tersebut. Tapi bagaimana kalau Allah yang tidak ikhlas, dan menjadikan 10 meter berikutnya adalah kesempatan terakhir saya mengendarai mobil ini?"

Hmm, Edi, Edi ... saya dengar, kalau sedang bersepeda atau naik motor, anak muda satu ini juga akan turun dan menuntun kendaraannya saat melewati orang-orang yang tengah duduk di pinggir jalan di sebuah gang, satu kebiasaan yang saya kira telah hilang sekitar 15 atau 20 tahun yang lalu.***

SISTEM PERGAULAN ISLAM

SISTEM ISLAM:
SOLUSI TERBAIK BAGI TATA PERGAULAN MANUSIA

 Oleh: Burhanuddin Darussalam

PRIA DAN WANITA DALAM PANDANGAN ISLAM

Allah SWT telah menyeru kepada kita sebagai manusia dengan berbagai macam taklif. Allah telah menjadikan kita sebagai sasaran khithab (seruan) dan taklif melalui syariat-Nya. Allah akan membangkitkan manusia dan menghisab amal perbuatannya. Dia juga telah menciptakan surga dan neraka untuk manusia. Jadi Allah telah menjadikan manusia, bukan hanya pria atau wanita saja, sebagai objek pelaksanaan berbagai macam taklif.

Allah SWT menciptakan manusia, baik pria maupun wanita, dengan suatu fitrah yang khas. Wanita adalah manusia, sebagaimana halnya pria. Masing-masing tidak dapat dibedakan dari segi kemanusiaannya. Yang satu tidak melebihi yang lainnya dalam hal ini. Diwajibkan kepada wanita untuk menjalankan sholat lima waktu, puasa ramadhan, zakat, dan haji sebagaimana diwajibkan pula kepada pria.

Berkaitan dengan keberadaan manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, Allah telah menjelaskan dengan firman-Nya pada beberapa ayat di dalam Al Qur'an, di antaranya:

"Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu menjadikan kalian berbangsa bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal." (QS. Al Hujurat [49] : 13)

"Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah?" (QS. Al Infithar [80] : 6)

"Binasalah manusia, alangkah besar kekafirannya. Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani Allah SWT menciptakannyadan kemudian menentukannya." (QS. 'Abasa [80] : 17 - 19)

INTERAKSI PRIA DAN WANITA DALAM PANDANGAN ISLAM

Allah telah menciptakan pria dan wanita untuk bersama-sama mengarungi kehidupan. Diciptakan pada diri pria dan wanita thaqatul hayawiyah (potensi kehidupan) dalam bentuk hajatul 'udlawiyah (kebutuhan hidup) dan gharaiz (naluri). Gharizah an nau' (naluri melanjutkan keturunan) merupakan sebagian naluri yang dikaruniakan Allah kepada manusia agar berketurunan. Salah satu manifestasi dari naluri ini adalah ketertarikan pria/wanita kepada lawan jenisnya.

Islam memandang interaksi antara pria dan wanita dalam dua kategori:
Pertama, interaksi sebagai lawan jenis.
Kedua, interaksi sebagai sesama manusia yang melakukan kerjasama.

Interaksi kategori pertama dipicu oleh naluri melanjutkan keturunan di antaranya dorongan seksual pria kepada wanita dan sebaliknya. Islam membatasi dan memperbolehkan interaksi ini hanya dalam kehidupan suami istri (keluarga).

Interaksi kategori kedua dipicu oleh kebutuhan di luar dorongan seksual, seperti : kebutuhan di bidang ekonomi, di bidang politik, di bidang hukum, dan dalam hal akhlak. Islam memperbolehkan interaksi ini terjadi dalam kehidupan umum. Oleh karena itu Islam memperbolehkan jual beli antara pria dan wanita, menolong orang lain meskipun lawan jenis, seseorang mengkoreksi penguasa meskipun dia seorang wanita, menjadi saksi di peradilan. Dalam kategori ini, interaksi bisa terjadi antara sesama jenis maupun lawan jenis.


PROBLEMATIKA DALAM INTERAKSI PRIA DAN WANITA

Apabila naluri seorang manusia bergejolak tentu membutuhkan suatu pemuasan. Sebaliknya, jika naluri seorang manusia tidak bergejolak maka tidak membutuhkan suatu pemuasan. Karakteristik dari naluri adalah apabila bergejolak namun tidak diberikan suatu pemuasan akan menimbulkan kegelisahan. Oleh karena itu interaksi antara pria dan wanita, dalam kehidupan umum, tidak akan menimbulkan masalah sepanjang interaksi tersebut tidak menimbulkan gejolak naluri seksual manusia.

Interaksi antara pria dan wanita akan menimbulkan problematika yang sangat serius dan semakin hari akan berkembang semakin kronis manakala interaksi yang dilatarbelakangi oleh dorongan seksual tidak dibatasi hanya dalam kehidupan khusus keluarga, namun dibiarkan berkembang dalam kehidupan umum di masyarakat. Masyarakat akan mengidap penyakit sosial yang parah ketika terbukanya aurat, bersoleknya wanita, tayangan media cetak dan elektronik yang memancing hasrat seksual, pembicaraan yang mendorong munculnya gairah seksual, dan hal-hal yang sejenisnya dibiarkan berkembang dalam kehidupan umum. Hal tersebut akan memancing bergejolaknya naluri seksual manusia secara umum, tanpa pandang bulu apakah seseorang tersebut sudah bersuami/istri atau belum, masih muda maupun sudah tua.

Naluri seksual yang bergejolak tentu akan menuntut suatu pemuasan, dan apabila tidak terpenuhi akan menimbulkan kegelisahan. Bergejolaknya naluri seksual seorang suami/istri kepada pasangannya ketika mereka berinteraksi tidak akan menimbulkan problem karena mereka dapat menyalurkan pemuasannya pada arah yang syar'i, yaitu kepada suami/istrinya. Problem yang besar akan muncul di tengah masyarakat ketika bergejolaknya naluri seksual tersebut terjadi secara massif pada setiap individu tanpa memandang status dan usia di dalam kehidupan umum, di dalam sarana transportasi umum, di kantor, di pasar, di pusat perbelanjaan, di tempat-tempat hiburan, dan di tempat-tempat lain di mana pria dan wanita bertemu dan dapat berinteraksi secara bebas. Tidak sedikit di antara anggota masyarakat tersebut yang belum bersuami/beristri, tidak semua individu anggota masyarakat tersebut mampu menahan gejolak naluri seksualnya, tidak semua orang memiliki ketaqwaan yang tinggi yang mampu menjaga dirinya dari berbuat maksiat, dan tidak sedikit dari mereka yang memiliki kesempatan untuk menyalurkan pemuasan naluri seksualnya ke jalan yang di larang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Dari gambaran di atas, jelas bahwa problematika sosial yang kronis lebih disebabkan oleh sistem yang salah. Oleh karena itu, interaksi antara pria dan wanita harus diatur secara sistemik, tidak boleh diserahkan kepada masing-masing individu.


ISLAM MENGATUR INTERAKSI PRIA DAN WANITA

Syariat Islam merupakan sistem kehidupan yang dibangun di atas Aqidah Islamiyah, Aqidah yang hanya mengakui Allah SWT, Zat Yang Maha Berilmu, sebagai Asy Syari' (Pembuat Hukum), Aqidah yang mengakui Muhammad SAW sebagai seseorang yang diutus Allah SWT ke tengah-tengah umat manusia untuk menyampaikan hukum Allah SWT kepada seluruh manusia dalam bahasa mereka, Aqidah yang mengakui adanya Yaumul Hisab (Hari Perhitungan), Aqidah yang mengakui adanya Surga sebagai tempat kembali orang-orang yang taat kepada-Nya, Aqidah yang mengakui adanya Neraka yang merupakan tempat kembali orang-orang yang ingkar kepada-Nya.

Syariat Islam datang dengan salah satu fungsinya adalah untuk mengatur interaksi antara pria dan wanita, yang dilatarbelakangi oleh ketertarikan kepada lawan jenis (maylil jinsi), serta akibat yang timbul dari interaksi tersebut. Dalam konteks Syariat Islam, sistem yang mengatur hal tersebut dikenal dengan Nidham al ijtima'i.

Syariat Islam mengatur interaksi manusia, tanpa memandang apakah dilakukan antara lawan jenis ataukah sesama jenis, dalam bidang ekonomi. Syariat Islam mengatur interaksi manusia, tanpa memandang apakah dilakukan antara lawan jenis ataukah sesama jenis, dalam bidang politik dan pemerintahan. Syariat Islam mengatur interaksi manusia, tanpa memandang apakah dilakukan antara lawan jenis ataukah sesama jenis, dalam bidang sanksi hukum. Syariat Islam mengatur interaksi manusia, tanpa memandang apakah dilakukan antara lawan jenis ataukah sesama jenis, dalam bidang pendidikan. Di samping itu, Syariat Islam juga mengatur interaksi manusia, yang dilatarbelakangi oleh naluri melanjutkan keturunan (gharizah an nau'), dengan mempertimbangkan jenis kelamin dari individu yang melakukan interaksi tersebut.

Sebagai sebuah sistem kehidupan, dalam konteks nidham al ijtima'i, Syariat Islam mengatur interaksi antara pria dan wanita serta memecahkan problema yang muncul akibat pengaruh interaksi tersebut, dalam tatanan sistem. Artinya Syariat Islam tidak melulu menyeru kepada individu anggota masyarakat untuk senantiasa menjaga kehormatan diri mereka dengan taat pada batasan-batasan syara', namun Syariat Islam juga senantiasa menyeru kepada masyarakat, dan negara (penguasa) untuk ikut serta menjaga kehormatan dari individu-individu yang merupakan bagian dari masyarakat dan negara.

Syariat Islam menyeru kepada individu dengan larangan untuk mendekati zina
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Israa' [17] : 32)

menyeru wanita untuk memakai jilbab dan khimar
"Janganlah mereka menampakkan perhiasannya selain yang biasa tampak pada dirinya. Hendaklah mereka menutupkan kerudung (khimar) ke bagian dada mereka" (QS. An Nur [24] : 31)

"Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan wanita-wanita Mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." (QS. Al Ahzab [33] : 59)
menyeru untuk tidak berkhalwat
Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak diperbolehkan seorang pria dan wanita berkhalwat, kecuali wanita itu disertai mahramnya"

Menyeru untuk menundukkan pandangan
"Katakanlah kepada laki-laki Mukmin, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Sikap demikian adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahatahu atas apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita Mukmin, hendaklah mereka menahan pendangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An Nur [24] : 30 - 31)

Syariat Islam juga menyeru kepada masyarakat untuk berperan serta dalam menghilangkan kemaksiatan yang terjadi di sekitar mereka
Rasulullah bersabda:
"Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, apabila tidak mampu ubahlah dengan lisanmu, apabila tidak mampu ubahlah dengan hatimu, dan itulah selemah-lemahnya iman."

Pada saat yang sama Syariat Islam juga menyeru kepada negara (penguasa) untuk menindak (menjatuhi hukuman) kepada setiap individu yang melakukan pelanggaran terhadap batasan-batasan syara'
"Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan agama Allah)." (QS. An Nur [24] : 2)

Melalui sistem yang mengatur dan memecahkan segala permasalahan secara komperhensif, Syariat Islam menjanjikan suatu tatanan pergaulan dan tatanan sosial yang pasti akan mendatangkan suasana masyarakat yang kondusif untuk senantiasa taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan berinteraksi secara produktif.


KHOTIMAH

Ketahuilah bahwa tragedi sosial yang menimpa sejumlah anggota masyarakat bukan mustahil akan menimpa kita dan keluarga kita. Artinya kita adalah pihak yang paling dirugikan dengan rusaknya tatanan sosial saat ini. Oleh karena itu, kita tidak boleh, bahkan haram untuk berpangku tangan melihat kerusakan yang terjadi di sekitar kita. Adalah kesalahan besar apabila kita berpikiran bahwa kerusakan masyarakat bukan merupakan urusan kita, bukan masalah kita, dan merupakan urusan dan masalah orang-orang yang tertimpa masalah saja.

Ketahuilah, hanya Syariat Islam satu-satunya harapan kita, keluarga kita, dan masyarakat kita, untuk bisa hidup di dalam masyarakat yang dapat memaksa, mendorong, dan mengantar kita masuk ke dalam sorganya Allah SWT.

Mudah-mudahan masih ada kesempatan bagi kita untuk berperan aktif merubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih baik yang dikehendaki oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, sebelum nyawa meregang dari jasad ini.

Waktu dan ajal merupakan rahasia Allah SWT. Kita semua tidak ada yang tahu berapa jatah usia kita, 50 tahun lagi, 10 tahun lagi, 1 tahun lagi, 1 bulan lagi, 1 hari lagi, 1 jam lagi, atau 1 detik lagi. Oleh karena itu janganlah kita berani bermain-main dengan waktu. Manfaatkanlah waktu yang, insyaallah, masih cukup disisakan bagi kita untuk dapat berbuat banyak bagi agama ini.

WALLAAHU A'LAM BISH SHAWAB

Disampaikan dalam diskusi “Jangan Nodai Cinta” di Kampus STAN

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM : ALIRAN PENDIDIKAN ALTERNATIF

    Sistem pendidikan Islam, yang di bahas disini dalam konteks ideal. Suatu sistem tidak akan berdiri sendiri karena suatu sistem tersebut pasti dipengaruhi dengan sistem yang lain. Sistem pendidikan, kebijakan-kebijakannya selalu dipengaruhi oleh sistem yang lain (sistem politik, ekonomi, pemerintahan, dsb). Jadi kesimpulannya, sistem pendidikan Islam bisa berjalan secara optimal dan dalam pelaksanaannya berjalan lancar bila diterapkan dalam sistem Islam. Jika sistem pendidikan Islam diterapkan pada sistem selain Islam (misal: sistem sekuler sekarang ini) bisa saja, tetapi tidak akan optimal dan pelaksanaanya akan mengalami banyak sekali hambatan dan rintangan.
 Inilah gambaran umum sistem pendidikan Islam yang diterapkan pada sistem Islam:

Asas Pendidikan  
Kurikulum pendidikan wajib berlandaskan aqidah islamiyah. Mata pelajaran serta metodologi penyampaian pelajaran seluruhnya disusun tanpa adanya penyimpangan sedikitpun dalam pendidikan dari asas tersebut. Bahasa Arab menjadi bahasa pengantar diseluruh jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta.
Pengertian bahwa aqidah Islam menjadi asas pandidikan bukan berarti semua ilmu pengetahuan harus bersumber dari aqidah Islam. Hal ini bertentangan dengan relitas, sebab tidak semua ilmu pengetahuan bersumber dari aqidah Islam.

Tujuan Pendidikan  
Tujuan pendidikan adalah suatu kondisi ideal dari objek didik yang akan dicapai, ke arah mana seluruh tujuan pendidikan diarahkan. Tujuan pendidikan adalah (1) membentuk pola pikir dan pola jiwa islami (berkepribadian Islam), (2) menguasai tsaqofah Islam, dan (3) menguasai berbagai ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan (sains teknologi dan keahlian) yang memadai. Metode penyampaian pelajaran dirancang untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut. Setiap metodologi yang tidak berorientasi pada tujuan tersebut dilarang.
Waktu Belajar
    Waktu pelajaran untuk ilmu-ilmu Islam dan bahasa Arab yang diberikan setiap minggu harus disesuaikan dengan waktu pelajaran untuk ilmu-ilmu lain, baik dari segi jumlah maupun waktu.
Ilmu Terapan
    Ilmu-ilmu terapan -seperti olahraga- harus dipisahkan dengan ilmu-ilmu tsaqofah. Ilmu-ilmu terapan diajarkan menurut kebutuhan dan tidak terikat dengan jenjang pendidikan tertentu. Ilmu-ilmu tsaqofah diberikan mulai tingkat dasar sampai tingkat aliyah sampai dengan rencana pendidikan yang tidak bertentangan dengan konsep dan hukum Islam. Ditingkat perguruan tinggi ilmu-ilmu tsaqofah boleh diajarkan secara utuh seperti halnya ilmu pengetahuan yang lain, dengan syarat tidak mengakibatkan adanya penyimpangan dari tujuan pendidikan
Tsaqofah Islam
Tsaqofah Islam harus diajarkan disemua tingkat pendidikan. Untuk tingkat perguruan tinggi hendaknya diadakan / dibuka berbagai jurusan dalam berbagai cabang ilmu ke-islaman, disamping diadakan jurusan lainnya seperti kedokteran, teknik, ilmu pengetahuan alam dan sebagainya.
Ilmu dan Tsaqofah
    Ilmu kesenian dan keterampilan dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan, seperti perdagangan, pelayaran, dan pertanian yang boleh dipelajari tanpa terikat batasan atau syarat tertentu; dan dapat juga digolongkan sebagai tsaqofah apabila telah dipengaruhi oleh pandangan hidup tertentu, seperti seni lukis dan pahat tidak boleh dipelajari apabila bertentangan dengan pandangan Islam.
Biaya Pendidikan
Program wajib belajar berlaku atas seluruh rakyat pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Negara wajib menjamin pendidikan bagi seluruh warga dengan cuma-cuma , yang dananya diambil dari baitul maal ,serta mereka diberikan kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi dengan cuma-cuma dengan fasilitas sebaik mungkin. Sistem pendidikan bebas biaya dilakuakan oleh para sahabat (ijma’) termasuk pemberian gaji yang sangat memuaskan kepada para pengajar (guru, dosen, dsb).
Sarana dan Media Pendidikan  
Negara wajib menyediakan , perpustakaan, laboratorium dan sarana ilmu pengetahuan lainnya, disamping gedung-gedung sekolah, universitas untuk memberi kesempatan bagi mereka yang ingin melanjutkan penelitian dalam berbagai cabang pengetahuan, seperti fiqh, ushul fiqh, hadist, dan tafsir, termasuk dibidang ilmu murni, kedokteran, teknik, kimia, dan penemuan-penemuan baru (discovery and inventation) sehingga lahir ditengah-tengah umat sekelompok besar mujtahidin dan para penemu. Sarana pendidikan lain semacam pemancar radio, televisi, surat kabar, majalah, dan penerbitan dapat dimanfaatkan oleh siapapun.
Hak Penerbitan dan Hak Cipta  
Tidak dibolehkan hak milik dalam mengarang buku-buku pendidikan untuk semua tingkatan. Tidak dibolehkan seseorang -baik itu pengarang ataupun bukan- memiliki hak cetak dan terbit, selama sebuah buku telah dicetak dan diterbitkan. Jika berbentuk pemikiran yang dimiliki seseorang dan belum dicetak atau beredar, maka ia boleh mengambil imbalan (berupa emas seberat buku tsb) karena memberikan jasa pada masyarakat, seperti halnya mendapatkan gaji dalam mengajar.
Catatan kaki:
1.    Taqiyuddin an-Nabhani, Nizham al-Islam
2.    Hafidz Abdurrahman, Optimalisasi Negara dalam Penyelenggaraan Pendidikan Generasi Cerdas Generasi Peduli Bangsa
3.    Dr. Samih Athif Az Zain, Al Islam Khuthuthun Aridhah: a; Iqtishod, al Hukm, Al Ijtima

Sisi Gelap Pacaran

Sumber: Buletin Studia Bogor
Edisi 149/Tahun ke-4 (16 Juni 2003)

Sisi Gelap Pacaran

Hoyaaaa… lagi mojok berdua neh! He.he.. jangan mendelik dong kalo emang ngelakuin. Bo..abo.. banyak juga neh remaja yang punya prinsip mojok terus, gesek terus, en tempel terus ama gandengannya (idih, emangnya truk?). Hmm… aneh bin ajaib memang. Urusan cinta yang diwujudkan lewat pacaran kadang nggak kenal tempat dan waktu. Kalo udah demen, nyosor terus ampe lupa kanan-kiri. Dunia serasa milik berdua doang. Orang lain mah suruh tinggal di planet senen, eh, planet pluto sekalian.

Saking menjamurnya budaya pacaran, di angkot, di pasar, di kereta, di bus, termasuk di sekolah, mudah kamu jumpai remaja yang saling memadu kasih. Lihat juga di taman kota, di trotoar jalan, termasuk di perpus. Perpus? Nggak salah? Suasananya hening lho buat mojok. Kali aja makin hot! Astaghfirullah…

Udah gitu nggak kenal waktu, bisa siang hari, bisa malam hari. Pokoknya gebet terus sampe pagi. Malam hari banyak juga lho yang sok romantis, pake gantian ngitungin jumlah bintang di langit segala, ngobrol ngalor ngidul di bawah sinar rembulan yang jatuh ke bumi, duh kayak di sinetron jadinya (eh, pas meremas jari pacarnya, ternyata jempol semua! Bukan orang kaliii.. Huhuy kebanyakan nonton Kismis tuh!) J

Sobat muda muslim, ngomong-ngomong apa sih definisi pacaran? Kalo orang hukum bilang, pacaran adalah kontrak sosial antara laki dan wanita dalam satu ikatan dengan tujuan untuk menikah. Hmm.. bener nggak sih? Buktinya banyak yang cuma main-main doang. Lha iya, anak SD dan SMP udah pacaran, apa mereka mikir mo langsung nikah? Kayaknya, kata orang Betawi mah, “ kagak nyaket di otak dah!” Pendek kata, nggak masuk akal, sobat.

Sayangnya, pacaran udah jadi tren lho. Jangan kaget kalo ada remaja yang nggak ngelakuin pacaran, bakalan dicap sebagai kampungan, norak, dan super kuper. Sebaliknya, mereka yang jadian mengikat janji sama pasangannya, dianggap wajar karena tuntutan jaman. Wasyah! Apa nggak kuwalik neh?

Memangnya kalo jaman berubah, kita juga kudu selalu berubah? Nggak lha yauw. Kita lihat-lihat dulu. Kalo itu berubah kepada kebe¬naran, ya kita ikutin dong. Tapi kalo ngajak beru¬bah untuk berani maksiat, entar dulu. Tahan.

Ngomong-ngomong soal semen, eh, pacaran, kita jadi kepikiran, bener nggak sih pacaran itu halal? Bener nggak sih pacaran itu banyak ruginya? Emangnya kalo udah pacaran kita boleh ngelakuin apa aja dengan pacar kita?



Ta’ruf, Taqarrub, dan ta’ tubruk

Remaja sekarang pada pinter ngeles lho.. (yang pinter mah..), pake ngedalil segala. Seolah-olah bakal ditolerir agama dengan dalilnya yang asal-asalan itu. Nggak lha yauw. Saat kamu membanting kartu gaple dengan balak enam sambil menyebutkan, “ini rukun iman”, tentunya bukan berarti main gaple jadi kegiatan yang islami lho. Nggak. Begitu pun dengan pacaran. Jangan mentang-mentang aman aja lho kalo kamu berdalih bahwa deketan sama lawan jenis sebagai bagian dari ta’ruf yang diajarkan agama sambil menyitir ayat tentang diciptakannya manusia dalam kultur dan suku yang berbeda-beda, yang tiada lain adalah untuk saling mengenal. Gubrak!

Jelas salah alamat sobat. Kamu yang pacaran dengan mengaku-ngaku lagi ‘ta’ruf’ kayaknya cuma kedok doang deh. Memangnya kalo pengen kenalan dengan lawan jenis itu kudu nempel terus dan berduaan aja?

Ada teman kamu yang ngelakuin pacaran kok kayaknya seperti udah jadi suami-istri. Nyebutnya aja “mamah-papa”. Itu dilakukan demi mengenal lebih dalam karakter masing-masing. Kata mereka, dengan semakin dekat kita berhubungan, semakin mengetahui kebiasaan pasangannya; mudah marah apa nggak, suka rewel atau justru asyik-asyik aja, kalo makan gembul apa nggak (harus bisa mengontrol jatah beras neh! He..he..he..), kita jadi tahu makanan kesukaannya, ngeh minuman favoritnya, dan sebagainya.

Nah, kalo udah cukup ‘kenal’ luar-dalam, bisa jadi gampang juga untuk deketan. Pengen lebih deket, makin deket, dan deket banget. Nggak heran, awalnya cuma mau temenen, eh, malah demen? Kalo udah kecantol begitu, setiap pasangan jadi nggak ragu untuk membuka diri. Hmm… jangan kaget kalo akhirnya nggak cuma berani kirim SMS or e-mail dong, tapi mulai coba dengan yang lebih iteraktif; nelpon. Bagi mereka yang udah kebelet (emangnya mo buang hajat?), pengennya deketan terus. Dalam kondisi seperti itu, udah berani main ke rumah atau ngajak jalan bareng ke mana mereka suka. Sebab kata orang, cinta terasa makin kuat justru kalo berjauhan. Sebuah kenyataan yang bertolak belakang dengan efek doppler yang justru kekuatannya makin terasa lemah jika saling menjauh (moga kamu inget salah satu kajian dalam ilmu fisika ini).

Sobat muda muslim, hati-hati deh. Kalo udah ‘ta’ruf’ dan pengennya ‘taqarrub’, sangat boleh jadi akhirnya ‘ta’ tubruk’ alias main nyosor terus. Pikirnya, mana ada ku¬cing yang ta¬han jika mangsanya ngasih pelu¬ang. Mana ada yang ta¬han godaan kalo udah lengket-mas¬ket begitu. Bener, pake prinsip manajemen lagi; sedikit bicara banyak bekerja. Nggak ada jaminan deh kalo udah nempel begitu tanganmu nggak gerilya kemana-mana. Yee.. jadinya antara nafsu dan cinta jadi bias. Gubrak, itu namanya peluang untuk saling ‘menubruk’ makin terbuka. Jadi jangan bingung kalo kemudian kamu bisa baca di koran tentang seks bebas remaja ibu kota, juga tentang angka aborsi yang kian meroket, dan menularnya PMS (penyakit menular seksual). Hih, syerem abis!



Ruginya pacaran

Kamu kudu ngeh juga soal yang satu ini. Rugi di akhirat udah jelas. Rugi di dunia juga sebetulnya sejelas siang hari. Cuma, bisa dinetralisir dengan ‘kenikmatan’ yang langsung didapat. Dasar! Pengen tahu lebih detil? Mari kita tunjukkan.

Pertama, pacaran diduga kuat bikin kantong bolong (biasanya untuk anak cowok). Gimana nggak, kamu jadi kudu nyiapin anggaran lebih; selain buat diri kamu, tentunya biar disebut care ama yayang-nya, kalo jalan kudu punya pegangan. Malu dong kalo jalan nggak punya duit. Entar diledekin pake plesetan dari lagunya Bang Iwan Fals, “Jalan bergandengan tak pernah jajan-jajan…” (he..he..). Itu sebabnya, anak cowok kudu nyiapin segalanya buat nyenengin sang pacar. Iya dong, masak makan sendirian kalo lagi jalan bareng? Emangnya pacar kamu obat nyamuk dianggurin aja? So, pastinya kamu bakalan kena ‘roaming’ terus (backsound: rugi dah gua..).

Tapi jangan salah lho, bisa jadi anak cewek juga kudu nyiapin dana (kalo nggak minta ke ortu nodong sama pacarnya—he..he.. teman cowoknya kena juga deh). Buat apa? Huh, tanpa komunikasi, rasanya dunia ini sepi, bro! buat beli pulsa HP, terus sekarang kan jamannya inter¬net, ya untuk chatting atau kirim-kirim e-mail cinta. Huh! Pacaran berat diongkos namanya. Bener-benar terpadu, alias terpaksa pake duit!

Kedua, bisa kehilangan privasi lho. Iya lah, kamu baru bisa nyadar kalo kamu udah putus sama yayang kamu. Betapa kamu waktu itu udah memberikan informasi apapun sama kekasihmu. Rahasia luar-dalam dirimu bisa kebongkar tanpa sadar. Celakanya, banyak pasangan yang akhirnya putus. Nggak ada jaminan kan kalo akhirnya pacarmu cerita sama yang lain setelah putus sama kamu? Atau… bisa juga putus sama kamu karena udah tahu kebiasaan jelek kamu (koor: kasihan deh eluh!..)

Ketiga, menggangu aktivitas produktif. Iya lah. Sebab, pikiran kamu manteng terus ke si dia. Inget terus sama doi. Maklumlah, bagi kamu yang kena ‘sihir’ kasmaran, pastinya inget terus sama doi. Kayaknya nggak rela kalo sehari aja nggak ketemu or denger suaranya. Nggak afdol kalo tiap jam nggak dapetin update info soal doi (emangnya situs berita? He..he…). Persis kayak pelajar yang saban harinya makan sambel melulu, katanya sih bisa bodoh. Lho? Iya, kalo ‘kerjaan’ makan sambel itu membuat doi lupa belajar (he..he..he..). Nah, pacaran disinyalir bisa membunuh produktivitas kamu. Hari libur joss terus sama pacar kamu; ke tempat rekreasi, ke mall, dan sekadar jalan-jalan nggak jelas juntrungannya. Padahal, bisa dipake untuk istirahat or kegiatan bermanfaat seperti olahraga, ngelancarin belajar ngaji, menghadiri kajian keislaman, dsb. Tul nggak?

Padahal hari biasa juga dipake ngedate terus sama gebetan kamu. Kagak ada matinya. Jadi produktivitasnya berubah. Tadinya mantengin pelajaran dan kegiatan bermanfaat lain, pas pacaran jadi mantengin yayang-nya. Apa itu nggak bikin kamu jadi kismin, eh, miskin produktivitas? Aduh, celaka banget deh!

Keempat, rentan untuk sakit hati. Bener. Kegembiraan bisa berubah jadi kesedihan. Maklum, namanya juga baru pacar, belum ada ikatan kuat yang bisa melindungi kamu berdua. Jadinya, gampang banget untuk putus. Cuma soal perbedaan kecil bisa jadi api yang membara. Ujungnya, putus deh. Kalo udah putus cinta, aduh, sakit rasanya. Bener. Perlu kamu pahami, kebanyakan orang berpacaran adalah petualangan. Jadi, bukan untuk melanggengkan ikatan itu, tapi justru masih cari-cari kecocokan. Bahaya!

Kelima, jangan bangga dulu punya pacar yang tampilannya oke punya. Senyuman mautnya bisa menenangkan kamu, sekaligus bikin gelisah. Siapa sudi kalo punya cowok mata keranjang? Nggak bisa teteg di satu hati. Masih nyari penyegaran dengan akhwat, eh, cewek lain. Siapa tahu malah kamu yang jadi ‘sephia’-nya. Cewek lain justru kekasih sejatinya. Gubrag! (suara satu-suara dua: kasihaaan deh kamu…).

Keenam, beware alias waspadalah! Kejahatan terjadi bukan karena niat pelakunya saja, tapi juga karena ada kesempatan (hei! kok kayak Bang Napi sih? He..he..he.). Gaul bebas bisa bablas euy! Kalo kamu udah saling lengket, jangan harap akal sehat kamu dipake untuk mikir bener. Justru kamu malah bimbang dengan ‘suara-suara’ yang ngomporin supaya melakukan “begituan”. Pastinya kamu nggak mau dong kayak kasusnya Eno Lerian yang menikah karena udah hamil duluan; Married by Accident! Naudzubillahi min dzalik!



Tahan nafsu dong...!

Ingat-ingat pesan Allah dan Rasul-Nya. Jangan mengklaim kebenaran dengan ukuran kamu sendiri. Bahaya. Kamu bisa aja ngasih alasan bahwa pacaran adalah menyenangkan. Itu hak kamu. Tapi jangan salah, kalo kebenaran diserahkan kepada semua orang, bisa berabe. Itu sebabnya kudu ada patokan. Apalagi kalo bukan aturan Allah dan Rasul-Nya. Betul?

 سَبِيلاً وَسَاءَ فَاحِشَةً كَانَ إِنَّهُ الزِّنَا تَقْرَبُوا وَلاَ

“Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina adalah perbuatan yang ter¬cela dan jalan yang buruk,” (QS al-Isra [17]: 32)

Dari Jabir ra, Rasulullah saw. berkata, “Ingatlah! Janganlah seorang laki-laki menginap di sisi seorang wanita dalam satu rumah, kecuali dia menikahinya atau dia mahramnya.” (HR Muslim)

Dalam sebagian riwayat hadits Samurah bin Jundab yang disebutkan di dalam Shahih Bukhari, bahwa Nabi Saw. bersabda:“Semalam aku bermimpi didatangi dua orang. Lalu keduanya membawaku keluar, maka aku pun pergi bersama mereka, hingga tiba di sebuah bangunan yang menyerupai tungku api, bagian atas sempit dan bagian bawahnya luas. Di bawahnya dinyalakan api. Di dalam tungku itu ada orang-orang (yang terdiri dari) laki-laki dan wanita yang telanjang. Jika api dinyalakan, maka mereka naik ke atas hingga hampir mereka keluar. Jika api dipadamkan, mereka kembali masuk ke dalam tungku. Aku bertanya: ‘Siapakah mereka itu?’ Keduanya menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang berzina.” Ih, naudzubillahi min dzalik.

Jadi udah deh, pacaran itu nggak ada untungnya. Banyak sisi gelapnya. Rugi dunia-akhirat lagi. Kalo pun menurut kamu ada untungnya, itu kan baru perasaan kamu aja. Betul? Oke deh, kalo pun itu menyenangkan menurutmu, apa ada jaminan kalo aktivitas kamu bebas dari dosa? Justru, pacaran itu menyenangkan atau tidak menye¬nangkan buat kamu, tetep aja haram di mata syariat! Jadi, jangan nekatz berbuat dosa. Waspadalah! n